BALIKPAPAN – Pelatihan Pembinaan Olahraga Prestasi Berkelanjutan (POPB) yang berlangsung di Hotel Platinum Balikpapan, tuntas (4/7). Agenda ini merupakan garapan Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Balikpapan melalui Badan Pembinaan Olahraga Pelajar Seluruh Indonesia (Bapopsi) Balikpapan.
Ketua Bapopsi Balikpapan Cokorda Istri Ratih Kusuma memaparkan, sebanyak 50 pelatih yang mengikuti kegiatan pelatihan tersebut. Para pelatih berasal dari cabang olahraga (cabor) yang dipersiapkan untuk Pekan Olahraga Provinsi Daerah (Popda) Kaltim XVII/2025 di Penajam Paser Utara (PPU).“Selain itu, peserta juga dari Bapopsi Balikpapan, kelompok kerja guru (KKG), dan musyawarah guru mata pelajaran (MGMP),” ujarnya.
Dia menambahkan, terlaksananya kegiatan pelatihan ini sudah pas dengan koordinasi yang dilakukan bersama narasumber. Materi yang sudah disiapkan sesuai dengan kebutuhan pelatihan. Berkaitan dengan bagaimana cara peningkatan prestasi itu, yang tidak saja untuk saat ini tetapi bisa terlaksana secara berkelanjutan.
Selain itu, ia juga menyebut agenda ini merupakan upaya Balikpapan untuk menatap Popda PPU. Akan tetapi, bukan hanya Popda, ini juga termasuk seluruh event yang bakal diikuti.
“Baik kejuaraan level nasional, provinsi atau kota, pelatih-pelatih ini sudah punya kemampuan untuk mengelola, bagaimana agar skill mereka itu menjadi suatu prestasi,”
Mewakili Pemkot Balikpapan, Asisten II Bidang Perekonomian, Pembangunan dan Kesejahteraan Rakyat, Sekretariat Daerah (Setda) Kota Balikpapan Muhammad Andi Yusri memberi apresiasi atas terlaksananya agenda tersebut. Dia juga berterima kasih atas kerja keras panitia pelaksana, keikutsertaan peserta, serta ilmu yang diberikan narasumber.
“Saya berharap melalui kegiatan ini, kita dapat meningkatkan prestasi olahraga secara berkelanjutan dalam jangka panjang,” harapnya. Dia menambahkan, pembinaan olahraga prestasi memang sangat diperlukan. Hal ini pun perlu keterlibatan semua pihak termasuk organisasi keolahragaan, atlet, pelatih, dan pemerintah kota.
Beberapa langkah strategis, sambungnya, juga perlu dilakukan. Yakni membuat sistem pembinaan yang terencana dan berkelanjutan. Sistem pembinaan ini harus dimulai dari usia dini, dengan melibatkan semua pihak terkait. Yang tak kalah pentingnya, kata dia, adalah meningkatkan kualitas infrastruktur olahraga fasilitas latihan dan pertandingan yang memadai. Juga, perlu dukungan finansial yang memadai kepada atlet agar dapat berlatih dan bertanding dengan maksimal, serta meningkatkan kualitas pelatih dan tenaga keolahragaan lainnya.
“Kepada seluruh peserta sosialisasi, semoga bisa memanfaatkan ilmu yang didapat selama pelatihan, demi memajukan olahraga di Balikpapan. Saya juga berterima kasih kepada narasumber, atas kontribusinya dalam memajukan pembinaan olahraga,” tutupnya. (okt/er)