SAMARINDA - Salah satu taekwondoin Kaltim menjadi andalan Indonesia di beberapa ajang internasional. Adalah Benaya Rafael Warkey, yang juga jadi tumpuan Benua Etam di Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI/2024 Aceh-Sumatra Utara (Sumut).
Sudah sebulan terakhir, Benaya berlatih di pemusatan latihan nasional (pelatnas). Puncaknya, ketika dia tampil di sebuah ajang di Korea Selatan, belum lama ini. Dua kali bertanding, dia mencatatkan satu kemenangan, dan satu kekalahan. Kekalahan itu dia dapat ketika menghadapi wakil Jerman yang merupakan peraih medali emas di Olimpiade.
“Selama berlatih di pelatnas, juga setelah mengikuti kejuaraan di Korsel, dia menunjukkan perkembangan positif,” jelas pelatih taekwondo Kaltim, Alfred Blegur. Benaya kini sudah kembali ke Kaltim. Dia mulai ikut bersiap menyongsong PON 2024, yang tinggal kurang dari dua bulan lagi itu.
Baca Juga: Hadirkan Mantan Atlet Olimpiade untuk Beri Motivasi
Namun, pada 21 Juli nanti, pelatnas berencana memanggil kembali sejumlah nama. Mereka akan menjalani persiapan jangka panjang. Nah, Benaya adalah salah satu kandidatnya. Kabar tersebut membuat perasaan tim pelatih menjadi campur aduk. Tentu senang karena atletnya berpeluang kembali masuk pelatnas. Tetapi, di satu sisi, mereka juga jadi punya pekerjaan tambahan untuk memastikan kebugaran sang atlet.
Yang menyebabkan tim pelatih gamang, Benaya tampil di dua kelas berbeda. Untuk tampil di PON, Benaya akan tampil di kategori kyorugi kelas 68 kg. Itu adalah kelas spesialisasinya. Di pelatnas, dia tampil di kelas under 74 kg.
“Karena baru pulang dari tugas pelatnas, bobotnya berada di sekitar 72 kg. Artinya bila ingin prima di PON nanti, dia harus diet. Sementara waktu yang tersedia tidak banyak lagi,” ucap Alfred. Karena itu, bila nanti ternyata Benaya kembali dipanggil ke pelatnas, dia berencana berkoordinasi dengan Pengurus Besar (PB) Taekwondo Indonesia (TI). Mereka ingin minta ruang agar Benaya bisa berfokus bersiap ke PON.
“Tentu kami tidak ingin bertentangan dengan PB. Karena itu, kami coba minta kebijakan ketua umum di Jakarta tentang ini. Karena ini ada kepentingan daerah yang juga jadi prioritas kami, apalagi event di nasional juga sudah selesai,” terangnya.
Jangan bayangkan opsi Benaya tampil di kelas under 74 di PON. Karena, di kelas tersebut, Kaltim tidak lolos. “Selain itu, memang dia aslinya di kelas 68 kg. Makanya setelah ini kami akan kerja keras untuk memastikan dia bisa dalam keadaan prima sebelum tampil di PON nanti,” tutup Alfred. (ndy/er)