Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI/2024 Aceh-Sumatra Utara (Sumut) menyisakan 40 hari efektif. Tensi persiapan tiap-tiap daerah kontestan pun kian tinggi.
SAMARINDA - Selain persiapan fisik, penempaan mental juga tidak kalah krusial. Hal itu yang menjadi atensi KONI Kaltim. Demi memompa semangat para patriot olahraga Bumi Etam, mereka mendatangkan atlet yang pernah membela Indonesia di Olimpiade, Krisna Bayu.
Untuk diketahui, pria kelahiran Jakarta itu tercatat sudah tiga kali tampil membela Indonesia di Olimpiade. Secara berurutan, pada Olimpiade 1996 Atlanta, 2000 Sydney, dan 2004 Yunani. Jangan ditanya berapa banyak medali yang dia berhasil raih di multiajang di bawah Olimpiade. Seperti enam kali meraih medali emas di PON. Atau sejumlah medali lainnya di multiajang bertaraf benua.
Baca Juga: Hadirkan Mantan Atlet Olimpiade untuk Beri Motivasi
Baginya, menjadi juara itu berarti intim dengan penderitaan. “Tinggal kalian sendiri yang menentukan, ingin menderita di awal dengan latihan keras berujung prestasi, atau malas-malasan sehingga menderita di akhir nanti,” tegasnya.
Berkaca dari pengalamannya selama ini, sudah sepatutnya para atlet muda memikirkan cara untuk bisa menciptakan sejarah. “Jangan sia-siakan waktu muda kalian dengan tidak menciptakan sejarah. Seandainya kita bisa bertukar usia, saya mau. Saya tidak puas hanya bisa tampil di olimpiade. Kalau masih muda, saya ingin berjuang untuk bisa jadi juara di sana,” terang dia.
Menurutnya, tantangan menjadi atlet berprestasi saat ini semakin kompleks. Selain lawan di lapangan, juga kewajiban melawan diri sendiri. “Dan, satu lagi, medsos (media sosial). Bila kalian tidak disiplin dengan diri sendiri, kemudian terlena dengan urusan pansos (panjat sosial) di medsos, kalian akan kehilangan waktu latihan, persiapan jadi tidak maksimal, dan, prestasi menjadi sulit dicapai. Sudah banyak buktinya,” terang pria 49 tahun itu.
Karena itulah, sebelum pertemuan itu dimulai, para atlet diminta mengumpulkan ponselnya. Itu jadi simbol perlawanan dan memunculkan kedisiplinan terhadap diri sendiri.
Tidak hanya ke atlet, Krisna juga memberi motivasi kepada para pelatih. Pada kesempatan tersebut, dirinya meminta agar para pelatih bisa menjadi orangtua yang baik untuk para atlet. “Sebab, merekalah yang paling tahu apa kebutuhan sang atlet dari sisi fisik maupun psikis. Memang ada psikolog klinis. Tetapi mereka tidak bersentuhan langsung dengan atlet. Sangat berbeda dengan treatment-nya bila itu dilakukan pelatih,” ucap dia.
Selain itu, dia mengingatkan pelatih agar bisa disiplin mencatat perkembangan atletnya. “Sebab, itu kekurangan yang paling umum ditemukan di pelatih. Padahal, catatan itu penting agar bisa mengevaluasi perkembangan atletnya secara lebih terukur. Saya yakin di Kaltim sudah melakukan itu,” ucap dia.
Senada dengan pesan Krisna, Ketua Umum KONI Kaltim Rusdiansyah Aras mengatakan, lawan terberat para atlet saat ini adalah lawan di lapangan dan ponsel di tangan. “Pesan yang disampaikan Bung Krisna kami harap bisa memecut para atlet. Sebab, bila ingin meraih hasil terbaik, semua harus dimulai dari disiplin terhadap diri sendiri. Semua ada di tangan atlet masing-masing,” ucapnya.
Rusdi mengatakan, pihaknya sudah memberikan yang terbaik untuk para atlet. Kini, semua kembali ke tangan atlet untuk membuktikan kemampuannya. “Pilihannya ada di tangan atlet. Tugas kami memfasilitasi mereka dengan kemampuan terbaik kami. Kalau para atlet mau jadi juara, tanamkan dalam hati semangat itu mulai sekarang untuk memberikan yang terbaik kepada Kaltim,” tegasnya. (ndy/er)