WASHINGTON DC – Desakan pada Presiden Amerika Serikat Joe Biden untuk mundur dari pencalonan presiden terus bertambah. Tekanan tersebut muncul dari para sejumlah elite Partai Demokrat. Mereka merasa kurang yakin bahwa Biden akan mampu bersaing menghadapi pesaingnya dari Partai Republik, yakni Donald Trump.
Dilansir BBC, Pemimpin Partai Demokrat di Senat Amerika Serikat Chuck Schumer menyatakan kepada Biden dalam sebuah pertemuan akhir pekan lalu bahwa akan lebih baik bagi Partai Demokrat jika dia mundur dan mengakhiri kampanye pencalonannya. Sumber lain BBC juga menyatakan bahwa beberapa anggota senior demokrat, yang di antaranya merupakan anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), juga mendorong Joe Biden untuk meninggalkan kontestasi pilpres AS.
Bahkan, disebutkan bahwa 22 anggota kongres dari Partai Demokrat telah meminta Biden untuk menarik kembali pencalonannya. ’’Meskipun saya menghargai komitmennya terhadap pelayanan publik dan negara kita, saya yakin Presiden Biden tidak seharusnya mencalonkan diri lagi untuk masa jabatan berikutnya,’’ ujar Senator Demokrat dari Montana Jon Tester.
Biden awalnya bergeming. Dia masih merasa yakin bahwa dirinya adalah sosok yang pas mewakili Demokrat di pilpres AS. Namun, dalam beberapa hari terakhir, Biden disebut menjadi lebih terbuka untuk mendengarkan desakan-desakan tersebut.
Dilansir The Guardian, mantan Ketua DPR Nancy Pelosi juga telah mengatakan pada rekan-rekannya di Partai Demokrat bahwa Biden bisa diyakinkan untuk segera meninggalkan pencalonan. Pelosi dinilai punya pengaruh yang cukup besar dalam memberikan tekanan terhadap Biden agar membatalkan upayanya untuk terpilih kembali.
Biden juga dilaporkan mulai mengajukan pertanyaan tentang pendapat mengenai kelayakan sang wakil presiden, Kamala Harris, untuk menggantikannya jika dia mengundurkan diri.
Biden menghadapi tekanan yang cukup berat sejak penampilan buruknya di debat capres AS pertama pada akhir bulan lalu.
Sementara itu, di pihak lawan, Donald Trump resmi menerima nominasi presiden dari partainya pada konvensi nasional Partai Republik di Milwaukee pada Kamis (18/7) malam. Dengan penuh percaya diri, Donald Trump meramalkan kemenangan luar biasa saat dia menerima nominasi.
AFP melaporkan, dalam pidato di konvensi nasional tersebut, mantan presiden berusia 78 tahun itu bercerita tentang pengalaman mendekati kematiannya, dilanjutkan dengan pendapat serta keluhannya atas cara Partai Demokrat dalam menangani kasus ekonomi, imigrasi, dan masalah lainnya. ’’Kita akan meraih kemenangan luar biasa dan kita akan memulai empat tahun terbesar dalam sejarah negara kita,’’ seru Trump dilansir AFP.
Sementara itu, pada kesempatan sebelumnya, Reuters melaporkan bahwa elektabilitas Donald Trump melejit seusai dirinya jadi sasaran penembakan di Pennsylvania. Survei Reuters yang dilakukan pada 16 Juli menunjukkan Trump mengungguli Joe Biden, dengan perolehan 43 persen. Sementara itu, Biden mendapatkan 41 persen. Reuters melakukan survei terhadap 992 warga AS pada 16 Juli, tiga hari seusai insiden percobaan pembunuhan Trump.
Sebelum insiden, elektabilitas Trump memang rata-rata sudah mengungguli Biden. Pilpres Amerika Serikat bakal digelar pada 5 November mendatang. Trump akan didampingi J.D. Vance sebagai calon wakil presiden. Sementara itu, Partai Demokrat diketahui belum mengumumkan capres resmi mereka. Demokrat disebut baru akan menggelar konvensi nasional pada 19 Agustus mendatang. (agf/c12/bay)