• Minggu, 21 Desember 2025

Setelah China, Negara Uni Eropa Sepakati Langkah Balasan Awal Terhadap Penerapan Tarif AS

Photo Author
Indra Zakaria
- Kamis, 10 April 2025 | 09:04 WIB
Presiden AS Donald Trump menyampaikan pidato tentang "tarif timbal balik" di Rose Garden, Gedung Putih di Washington, D.C., Amerika Serikat, pada 2 April 2025. (Xinhua/Hu Yousong)
Presiden AS Donald Trump menyampaikan pidato tentang "tarif timbal balik" di Rose Garden, Gedung Putih di Washington, D.C., Amerika Serikat, pada 2 April 2025. (Xinhua/Hu Yousong)

Negara-negara anggota Uni Eropa (UE) pada Rabu (9/4) mendukung paket pembalasan pertama blok itu terhadap tarif yang diberlakukan oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Sebelumnya China juga membalas dengan memberlakukan tarif balasan yang lebih tinggi kepada AS.

"Tarif AS tidak dapat dibenarkan dan merusak, menyebabkan kerugian ekonomi bagi kedua belah pihak, serta ekonomi global," kata Komisi Eropa dalam sebuah pernyataan.

Komisi Eropa pada Senin (7/4) mengusulkan tarif balasan, dengan menetapkan tarif paling tinggi sebesar 25 persen. Tarif tersebut menargetkan berbagai impor AS sebagai respons atas tarif Washington terhadap baja dan aluminium asal Eropa.

Daftar ini mencakup produk pertanian hingga industri seperti kedelai, ternak unggas, tembakau, besi, sepeda motor, benang gigi, serta baja dan aluminium. Barang-barang ini bernilai total sekitar 22 miliar euro atau sekitar 24,36 miliar dolar AS tahun lalu.

Tarif itu akan diberlakukan dalam tiga tahap. Tahap pertama, untuk barang-barang seperti buah cranberry dan jus jeruk, akan mulai berlaku pada 15 April. Tahap kedua, yang mencakup barang-barang seperti baja, daging, cokelat putih, dan polietilena, akan menyusul pada 16 Mei. Tahap terakhir, yang menargetkan almond dan kedelai, dijadwalkan pada 1 Desember.

Komisi Eropa menegaskan kembali preferensinya untuk menemukan solusi hasil negosiasi dengan AS, yang seimbang dan saling menguntungkan.

"Tindakan-tindakan balasan ini dapat ditangguhkan kapan saja, jika AS menyetujui hasil negosiasi yang adil dan seimbang," demikian pernyataan Komisi Eropa.(*)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

X