• Senin, 22 Desember 2025

Kecelakaan Air India 171, Saklar Pengendali Bahan Bakar Dimatikan, Ada Dugaan Pilot Sengaja Jatuhkan Pesawat?

Photo Author
- Rabu, 16 Juli 2025 | 11:48 WIB
Tim penyelamat membawa jenazah korban di lokasi jatuhnya pesawat Air India di Ahmedabad, Negara Bagian Gujarat, India, 12 Juni 2025. Xinhua/Str
Tim penyelamat membawa jenazah korban di lokasi jatuhnya pesawat Air India di Ahmedabad, Negara Bagian Gujarat, India, 12 Juni 2025. Xinhua/Str

NEW DELHI- Kecelakaan pesawat Air India nomor penerbangan 171 di Ahmedabad, mulai menemukan titik terang. Dalam rekaman kokpit, tim penyelidik menemukan sesuatu yang misterius dalam investigasi jatuhnya pesawat Air India nomor penerbangan 171 yang menewaskan 260 orang pada Juni lalu itu.

Terungkap dalam rekaman suara, hanya beberapa detik setelah lepas landas, kedua sakelar pengendali bahan bakar Boeing 787 Dreamliner berusia 12 tahun itu tiba-tiba berpindah ke posisi "mati" alias cut off, sehingga mesin kekurangan bahan bakar dan memicu kehilangan daya. Untuk diketahui, perpindahan pengendali bahan bakar ke posisi "mati" biasanya hanya dilakukan setelah mendarat.

Baca Juga: Vishwash Kumar Ramesh, Satu-Satunya Penumpang yang Selamat dalam Kecelakaan Air India, Begini Kesaksiannya

Dalam rekaman audio kokpit merekam suara seorang pilot bertanya kepada pilot lainnya mengapa ia "mematikan sakelar", yang dijawab oleh pilot tersebut bahwa ia tidak melakukannya. Rekaman tersebut tidak menjelaskan siapa yang mengatakan apa.

Pada saat lepas landas, kopilot sedang menerbangkan pesawat, sedangkan kapten memantau. Sakelar-sakelar tersebut kemudian dinyalakan lagi, yang memicu penyalaan ulang mesin secara otomatis. Namun terlambat, pesawat itu akhirnya terhempas dan menewaskan penumpang dan awak. Hanya satu penumpang yang selamat dalam kecelakaan ini.

Peter Goelz, mantan Direktur Pelaksana National Transportation Safety Board (NTSB) Amerika Serikat, mengatakan temuan ini sangat meresahkan. "Temuan ini amat mengganggu, bahwa seorang pilot mematikan sakelar bahan bakar hanya beberapa detik setelah pesawat mengudara," kata Goelz, dikutip dari BBC.

TANGGAPAN AIR INDIA

CEO Air India, Campbell Wilson, menanggapi hasil investigasi sementara terkait kecelakaan pesawat Air India Flight 171 di Ahmedabad pada 12 Juni 2025 lalu yang menewaskan 260 orang. Menurut laporan awal investigasi, kedua sakelar pengontrol bahan bakar pesawat Boeing 787-8 itu berpindah ke posisi "cut-off" hanya dalam hitungan detik setelah pesawat mengudara.

Sakelar tersebut kemudian dikembalikan ke posisi normal, yang memicu pengaktifan ulang mesin secara otomatis. Saat pesawat jatuh, satu mesin mulai kembali memberikan dorongan, sementara mesin lainnya telah menyala kembali namun belum sepenuhnya pulih.

Dalam memo internal yang dilihat Reuters, CEO Air India Campbell Willson mengatakan laporan tersebut telah memicu spekulasi baru di media. Menurutnya, hal ini memunculkan kejelasan sekaligus membuka pertanyaan-pertanyaan baru. "Laporan awal tidak mengidentifikasi penyebab atau membuat rekomendasi apa pun, jadi saya mendesak semua orang untuk menghindari pengambilan kesimpulan dini karena penyelidikan masih jauh dari selesai," kata Wilson, dikutip dari Reuters, Selasa (15/7/2025).

Lebih lanjut, memo tersebut mengatakan laporan awal tidak menemukan kesalahan mekanis atau pemeliharaan. Wilson menekankan semua prosedur pemeliharaan yang diperlukan telah dilakukan.

Pesawat Boeing 787 Dreamliner yang menuju London dari kota Ahmedabad di India mulai kehilangan daya dorong dan tenggelam tak lama setelah lepas landas. Semua kecuali satu dari 242 orang di dalamnya dan 19 lainnya di darat tewas akibat insiden tersebut.

Menurut laporan Biro Investigasi Kecelakaan Pesawat India (AAIB), pada saat-saat terakhir penerbangan, seorang pilot terdengar dalam perekam suara kokpit bertanya kepada pilot lainnya mengapa ia mematikan bahan bakar.

Pilot utama pesawat Air India adalah Sumeet Sabharwal, 56 tahun, yang memiliki total pengalaman terbang 15.638 jam. Menurut pemerintah India, ia juga seorang instruktur Air India. Ko-pilotnya adalah Clive Kunder, 32 tahun, yang memiliki total pengalaman terbang 3.403 jam. (*)

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

X