GAZA- Langkah Israel untuk meluncurkan serangan darat di Gaza City pada Selasa (16/9) menuai kecaman global dan kekhawatiran serius akan eskalasi konflik. Serangan ini menandai fase baru yang lebih berbahaya dalam konflik yang telah berlangsung selama hampir dua tahun, yang telah menewaskan lebih dari 65.000 warga Palestina.
Para analis dan akademisi memperingatkan bahwa serangan ini dapat memicu gejolak yang lebih besar di kawasan. Baris Doster, seorang akademisi dari Universitas Marmara di Istanbul, mengatakan bahwa tindakan Israel, termasuk di Lebanon dan Suriah, telah membuat kawasan menjadi sangat tidak stabil. “Serangan baru ini akan memperburuk ketegangan,” kata Doster, menyoroti risiko meluasnya konflik.
Angka korban tewas yang terus bertambah—dengan 98 korban jiwa dalam 24 jam terakhir—menunjukkan intensitas pertempuran yang tak kunjung surut. Para ahli khawatir, tindakan militer yang agresif ini, ditambah dengan kondisi kemanusiaan yang memburuk akibat kelaparan, hanya akan memperdalam kebencian dan mendorong lebih banyak pihak untuk terlibat.
Dengan langkah-langkah militer yang semakin mendalam, komunitas internasional kini menghadapi dilema untuk mencegah spiral kekerasan yang dapat menarik lebih banyak kekuatan regional dan internasional ke dalam pusaran konflik. (*)