• Minggu, 21 Desember 2025

Negara Barat Akui Palestina di Sidang PBB, Warga Israel Mendukung

Photo Author
- Senin, 22 September 2025 | 15:15 WIB
Ilustrasi bendera Palestina. (abdulla alyaqoob/Pixabay)
Ilustrasi bendera Palestina. (abdulla alyaqoob/Pixabay)

 

NEW YORK - Sidang Persatuan Bangsa Bangsa (PBB) mulai digelar hari ini (21/9) di Amerika Serikat. Sejumlah negara barat akan mencetak sejarah dengan mengakui Palestina sebagai negara. Warga Israel pun mendukung pengakuan Palestina sebagai negara, karena menjadi kunci masa depan yang lebih aman di wilayah tersebut.

Dalam resolusi sebelumnya, sebanyak 145 negara mendukung pengakuan Palestina sebagai negara dan lima suara menentang, sementara enam negara abstain. Amerika Serikat (AS) merupakan salah satu negara yang menentang.

Bahkan, AS sempat menolak memberikan visa bagi sebanyak 90 anggota delegasi Palestina, termasuk Presiden Palestina Mahmoud Abbas. Hal itu membuat Mahmoud terpaksa melakukan pidato via video.

Baca Juga: Trump Peringatkan Afghanistan untuk Mengembalikan Kontrol Pangkalan Bagram Ke Amerika Serikat

Rencananya akan digelar konferensi pada hari ini mengenai solusi dua negara. Serta, pertemuan tingkat tinggi Majelis Umum PBB yang dimulai pada hari Selasa. Sejumlah negara Barat, termasuk Kanada, Prancis, Inggris, Belgia, dan Australia, dijadwalkan untuk secara resmi mengakui Palestina pada konferensi hari Senin.

Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan, Prancis akan secara resmi mengakui negara Palestina saat Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa bersidang.

Langkah ini bagian dari dorongan diplomatik luas yang dipimpinnya dalam upaya menyelamatkan dan memberikan solusi dua negara, Palestina dengan Israel yang tampaknya semakin jauh.

"Rencana tersebut, yang disusun bersama Saudi selama enam bulan terakhir, dimaksudkan untuk menyediakan peta jalan bagi pembangunan kembali Gaza dan mewujudkan perdamaian setelah berakhirnya perang Gaza, yang hampir memasuki tahun ketiga. Rencana ini telah mendapatkan dukungan dari 145 negara," urainya.

Sementara Warga Israel Maoz Inon bersumpah untuk menolak balas dendam dan memilih jalan rekonsiliasi, demi penyembuhannya sendiri dan negaranya.

Kendati kedua orang tuanya tewas dalam serangan yang dilakukan Hamas. Pria berusia 49 tahun itu merupakan salah satu dari ribuan warga Israel yang kini menyerukan kepada masyarakat internasional untuk secara resmi mengakui Negara Palestina menjelang pertemuan puncak PBB, di mana beberapa negara Barat akan melakukan hal tersebut.

Inon merupakan seorang pengusaha pariwisata yang terlibat dalam gerakan perdamaian sekitar 20 tahun lalu. Dialog, pengakuan, dan pengampunan di kedua belah pihak adalah kunci bagi masa depan yang aman bagi wilayah tersebut.

"Dengan membalas kematian, kita tidak akan menghidupkan mereka kembali. Dan kita hanya akan memperparah siklus kekerasan, pertumpahan darah, dan balas dendam yang telah menjebak kita, bukan sejak 7 Oktober, melainkan selama seabad," ujarnya dikutip dari AFP.

Menurut survei oleh Pew Research Centre, terdapat 21 persen orang dewasa Israel yang berpikir Israel dan negara Palestina dapat hidup berdampingan secara damai. Petisi kampanye tersebut, yang diberi judul "Tidak untuk Perang - Ya untuk Pengakuan", sejauh ini telah mengumpulkan tanda tangan lebih dari 8.500 warga Israel, dan penyelenggara berharap dapat menyerahkan dokumen tersebut dengan 10.000 nama di Majelis Umum PBB. (*)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

X