kalimantan-selatan

Komunitas Wasaka Pamerkan Pedang VOC Produksi Tahun 1744

Sabtu, 26 Januari 2019 | 12:40 WIB

"Sekarang wasi dipandang sebagai barang seni. Warisan budaya. Bukan senjata untuk gagah-gagahan," imbuhnya.

Maka jangan heran, wasi tua yang tampak tumpul, justru lebih diburu ketimbang wasi tempaan baru yang tajam dan mengkilat.

Para pecintanya juga tak ragu merogoh kocek jutaan rupiah demi sepaket gagang dan sarung. 

"Kumpang yang bagus harganya berkisar antara Rp3 juta sampai Rp5 juta. Mahal karena bahannya langka. Ukirannya juga rumit dan indah," terangnya.

Perkara harga memang rumit. Lantaran wasi tak memiliki patokan harga. Sebelum pameran di Banjarmasin, Wasaka pernah pameran di Kandangan dan Banjarbaru.

"Di Banjarbaru, seorang pengunjung menawar sebilah keris hingga Rp30 juta," kisahnya.

Lalu, bagaimana mendeteksi wasi KW? Maksudnya, wasi muda yang ditua-tuakan demi mendongkrak harga. Jawaban diberikan Ketua Umum Komunitas Wasaka, Muhammad Syafii.

"Ya, penipuan begitu mulai marak. Tapi benar atau dusta, bisa dikenali dari wasi itu sendiri. Masing-masing empu memiliki sentuhan khas yang tak bisa ditiru," bebernya.

Pengetahuan wasi amat tergantung dari level sang pembeli. Dengan nada setengah berguyon, Syafii menyebut ada tiga level: peminat, pecinta, dan dan penggila.

"Level paling tinggi itu penggila. Gilanya enggak pakai pura-pura," ujarnya tergelak.

Anggota komunitas kerap kopi darat untuk bertukar informasi terkait wasi buruan. Jangan dikira anggotanya cuma dari generasi tua. Pemuda yang masih kuliah pun banyak.

Wasaka juga punya agenda wajib setiap 1 Suro (1 Muharram).

"Koleksi wasi anggota dikumpulkan dan dibersihkan. Lalu dibacakan doa selamat. Yang didoakan bukan si wasi, tapi keselamatan para pemilik wasinya," imbuhnya terkekeh. 

Selain mengikis imej negatif dari wasi, Syafii juga menekankan sikap terbuka. Selama pameran berlangsung, pelaku seni Kuntaw Banjar dan Japin diajak tampil untuk menghibur pengunjung.

"Bahwa orang wasi itu tidak tertutup. Siap berkolaborasi dengan penjaga budaya lainnya," pungkasnya. (fud/by/bin)

Halaman:

Tags

Terkini

Kabupaten Banjar Sumbang Kasus HIV Tertinggi di Kalsel

Jumat, 12 Desember 2025 | 11:10 WIB