• Minggu, 21 Desember 2025

Banjir Rob Lebih Parah dari Tahun Sebelumnya, Ribuan Rumah di Kalsel Utara dan Selatan Terkepung Air Pasang

Photo Author
- Rabu, 10 Desember 2025 | 11:15 WIB
Ilustrasi banjir rob.
Ilustrasi banjir rob.

KOTABARU — Banjir rob atau air pasang laut kembali menjadi rutinitas menakutkan bagi warga pesisir Kalimantan Selatan (Kalsel) menjelang akhir tahun. Fenomena ini tidak hanya menyasar permukiman dan jalan raya, tetapi juga melumpuhkan roda perekonomian. Laporan terbaru menunjukkan bahwa ketinggian air pasang tahun ini lebih parah dari sebelumnya, memaksa ribuan warga hidup dalam kecemasan.

Di Kabupaten Kotabaru, khususnya di kawasan Pulau Laut Utara, dampak rob sudah mencapai ribuan rumah. Daerah terdampak parah meliputi Desa Hilir Muara, Rampa, Semayap, Dirgahayu, hingga Sungai Taib.

Di Kampung Sasak, Kotabaru Tengah yang memang berdekatan dengan laut, ketinggian air sudah masuk ke dalam rumah. Bahkan, kondisi paling parah terjadi di jalan aspal dekat siring, di depan Pelabuhan, yang sudah tidak bisa dilalui kendaraan.

“Malam Senin dan malam Selasa sudah mulai berkurang, tapi banjir rob ini lebih tinggi dari tahun sebelumnya. Jalan semua gang di Rampa tenggelam, padahal tahun dulu tidak,” keluh Hamdani, salah satu warga Desa Rampa, Selasa (9/12).

Warga di kawasan paling rendah, seperti Perikanan dan Hilir, terpaksa menghadapi air pasang setiap hari. Masyarakat mengaku waswas, terutama jika terjadi badai atau ombak besar. “Kami takutkan kalau angin kencang, badai, rumah kami bisa hancur,” tambah warga.

Tak hanya di utara, air pasang laut juga menghantam wilayah pesisir Kecamatan Aluh-Aluh, Kabupaten Banjar. Hadriani, warga setempat, mengaku harus ekstra hati-hati karena ketinggian air bervariasi, dari lutut hingga setinggi pinggang orang dewasa.

Di Desa Simpang Warga, genangan mencapai pinggang. Total ada 19 desa yang berada di dataran rendah di Kecamatan Aluh-Aluh terendam air.

Camat Aluh-Aluh, Aditya Yudi Dharma, menjelaskan bahwa kondisi ini merupakan pola tahunan. Fenomena ini bukan dipicu curah hujan tinggi, melainkan murni karena karakter geografis Aluh-Aluh sebagai daerah dataran rendah pesisir yang rentan terhadap pasang air laut.

"Setiap akhir tahun sampai awal bulan, air laut biasanya dalam kondisi pasang. Topografi yang rata dan minim tanggul alami membuat air laut mudah masuk melalui alur sungai saat pasang besar," terang Aditya, seraya menambahkan bahwa genangan biasanya akan surut lagi dalam 5 hingga 6 jam. (*)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Kabupaten Banjar Sumbang Kasus HIV Tertinggi di Kalsel

Jumat, 12 Desember 2025 | 11:10 WIB
X