kalimantan-selatan

Kaltim Kandidat Ibukota Indonesia, Jokowi: Masih Tunggu Kajian Lagi

Jumat, 23 Agustus 2019 | 10:40 WIB

Kondisi itu terjadi karena perekonomian Kaltim cenderung mengandalkan sektor pertambangan, terutama batu bara dan minyak. Tahun lalu, kontribusi sektor pertambangan terhadap perekonomian Kaltim mencapai 46,35 persen tapi pertumbuhannya hanya 1,11 persen.

Artinya, saat terjadi kenaikan harga komoditas, ekonomi masyarakat Kaltim akan melaju kencang. Sementara, di saat harga komoditas keok, ekonomi Kaltim juga akan kena imbas negatif.

Buktinya, pada 2011, saat Indonesia masih menikmati dampak tingginya harga komoditas, ekonomi Kaltim masih bisa tumbuh 6,3 persen. Namun, realisasi itu masih di bawah pertumbuhan ekonomi nasional yang kala itu melaju 6,5 persen.

Selain pertambangan, sektor yang memberikan kontribusi cukup besar terhadap perekonomian Kaltim adalah sektor industri. Saat ini, Kaltim tengah mengembangkan 8 kawasan industri. Salah satunya, Kawasan Industri Kariangau di Balikpapan. Tahun lalu, porsi sektor industri mencapai 18,27 persen namun cuma bisa tumbuh 0,52 persen.

Setelah itu, sektor konstruksi dan pertanian mengekor dengan porsi 8,5 persen dan 7,88 persen. Adapun sisanya tersebar di berbagai sektor mulai dari perdagangan, transportasi dan pergudangan, hingga pengadaan air.

Potret tersebut tak berubah hingga kuartal II 2019 di mana ekonomi Kaltim tumbuh 5,43 persen secara tahunan.

Dalam hal ini, kontribusi sektor pertambangan terhadap perekonomian masih yang terbesar yaitu mencapai 46 persen. Setelah itu sektor industri dan konstruksi masing-masing berkontribusi sebesar 17,69 persen dan 8,46 persen. (mof/cnn/ran/ema)

Halaman:

Tags

Terkini

Kabupaten Banjar Sumbang Kasus HIV Tertinggi di Kalsel

Jumat, 12 Desember 2025 | 11:10 WIB