BANJARBARU - Beberapa waktu ke belakang, isu soal adanya indikasi makam replika Ulama Kharismatik, KH Ahmad Zuhdiannoor (Guru Zuhdi) di kawasan Kota Citra Graha (KCG) Banjarbaru berkembang luas.
Dari informasi terhimpun, isu liar ini cukup cepat menyebar dari mulut ke mulut. Tak ayal, sejumlah makam yang ada di kawasan tersebut disebutkan dikunjungi sejumlah peziarah, termasuk bulan Ramadan tadi.
Kabar ini sendiri pun secara sigap coba diluruskan. Melalui sebuah pertemuan sekaligus rapat koordinasi yang digelar di Kantor Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kota Banjarbaru (2/6), isu ini dipastikan tidak benar adanya.
Kepala Badan Kesbangpol Banjarbaru, Abdul Malik menegaskan bahwa pihaknya telah berembuk dengan pihak-pihak terkait. Termasuk dalam hal ini unsur dari keluarga Almarhum Guru Zuhdi dan juga dari pihak Kota Citra Graha Banjarbaru.
"Kita juga mengundang dari MUI dan Kemenag Banjarbaru termasuk unsur kepolisian, TNI, Kejaksaan dan pihak kecamatan untuk berkoordinasi soal adanya isu atau kabar ini sekaligus bagaimana menyikapinya," konfirmasi Abdul Malik kepada Radar Banjarmasin kemarin.
Dilanjutnya, bahwa dalam rapat ini, ada didapati sejumlah poin untuk meluruskan isu tersebut. Yang mana isu ini katanya membuat kesalahpahaman di sejumlah pihak atau masyarakat.
"Soal ada isu makam replika Guru Zuhdi di Kota Citra Graha ini sama sekali tidak benar. Kita ketahui bersama, bahwa beliau dimakamkan di Sungai Jingah Banjarmasin, bukan di sini," kata Malik.
Diceritakannya, isu ini bermula ketika ada sebuah makam yang nisannya tanpa nama atau kosong di wilayah KCG. Makam tersebut diketahui sempat diziarahi sejumlah orang.
Ditarik ke belakang lagi, Malik menuturkan jika ketika almarhum wafat pada Mei 2020 lalu, pihak KCG memang telah menyiapkan satu liang lahat yang sudah digali. Rencananya liang lahat ini diperuntukkan untuk pemakaman mendiang.
"Namun saat itu pihak keluarga beliau memutuskan untuk memakamkan Guru Zuhdi di wilayah Sungai Jingah Banjarmasin. Sehingga liang yang berada di KCG ini tidak dipergunakan," bebernya.
Isu soal indikasi makam replika ini pun mencuat ketika ada satu makam yang berada di lokasi KCG. Makam ini kondisinya tanpa ada nama di nisannya. Yang kemudian juga ada kabar menyebutkan bahwa liang tersebut diyakini sejumlah pihak telah disemayami oleh ruh mendiang.
"Setelah kita sama-sama berdiskusi, maka disepakati bahwa makam yang nisannya tanpa nama itu untuk diratakan. Semya pihak bersedia dan menyepakati hal ini dan segera dilakukan dan disosialiasikan kepada masyarakat agar tidak memicu kesalahpahaman nantinya," pungkas Malik. (rvn/ram/ema)