kalimantan-selatan

Penuh Haru, Pelepasan Pasung ODGJ di Halong Berlangsung Dramatis

Selasa, 28 September 2021 | 12:21 WIB
PEMBEBASAN: Petugas saat memotong kayu yang digunakan untuk memasung Als. | FOTO: WAHYUDI/RADAR BANJARMASIN

PARINGIN – Pembebasan Als (40), warga Desa Buntu Pilanduk Kecamatan Halong, Kabupaten Balangan yang terpasung, dilakukan Tim Pengarah Kesehatan Jiwa Masyarakat (TPKJM) Kabupaten Balangan, Senin (27/9).

Keputusan keluarga untuk memasung Als sejak sekitar 15 tahun yang lalu, karena ia sering mengganggu warga. Seperti menghancurkan kaca-kaca rumah warga.

Selain dipasung di kaki menggunakan borgol kayu, pria ini juga dikurung di dalam bangunan dari kayu ulin berukuran 2 x 2 meter, terasing di tengah kebun karet.

Proses evakuasi dilakukan dengan terlebih dahulu membongkar bangunan yang menjadi tempat tinggal Als selama bertahun-tahun.

Sempat diganggu Als dengan melempari kotoran dan meludahi petugas yang melakukan pembongkaran, namun akhirnya proses mengeluarkan berjalan lancar.

Meski petugas harus berjibaku menangkap tangannya yang selalu melawan. Setelah diberi suntikan penenang oleh tim medis, baru Als mulai tenang dan bisa diajak bicara. Bahkan bersedia dengan senang hati dimandikan, diberi pakaian layak, hingga dimasukkan ke mobil ambulans untuk dibawa ke RSJ Sambang Lihum Banjarbaru.

Bahkan, momen haru terjadi sesaat sebelum Als pergi. Dia bersalaman dan mencium tangan kedua orang tuanya. Informasi didapat dari orang tua Als, mereka selama ini tidak tinggal diam supaya anak ketiga dari empat bersaudara itu sembuh dan normal kembali.

“Sudah tiga kali kami rujuk ke rumah sakit jiwa, tapi sayangnya sebelum benar-benar sembuh, dia dipulangkan kembali, kumat lagi. Semoga kali ini benar-benar sembuh dan bisa bersosialisasi di masyarakat,” harapnya.

Ketua tim, Sri Huriyati Hadi, yang juga Ketua TP-PKK Kabupaten Balangan, menyampaikan, ia bergerak cepat untuk kasus Als. Agar secepatnya mengantar ke RSJ Sambang Lihum. Sri berkeinginan, setelah selesai pengobatan Als di RSJ Sambang Lihum, harus bisa langsung diarahkan ke panti Budi Luhur di Kota Banjarbaru.

Sehingga, saat ia kembali ke Balangan sudah dalam keadaan membaik. Terkait lingkungan tempat tinggal Als yang tidak mau menerimanya lagi, walaupun sekembali dari pengobatan, karena takut kumat, Sri menegaskan pihaknya tidak akan lepas tangan. Melalui instansi berwenang akan mengupayakan mencarikan tempat tinggal dan pekerjaan untuk Als. “Sambil terus melakukan pendekatan agar lingkungan tempat tinggal semulanya tetap bisa menerima kembali,” ucap Sri.

Kepala Dinas Sosial Kabupaten Balangan Urai Nur Iskandar mengharapkan, untuk mengantisipasi terjadinya permasalahan serupa ke depan, di daerah ini ada rumah singgah buat orang dengan gangguan jiwa setelah kembali dari rehabilitasi. “Sampai dia benar-benar siap untuk kembali ke keluarga dan masyarakat lingkungan sekitar,” ucapnya. (why/tri/ema)

Tags

Terkini

Kabupaten Banjar Sumbang Kasus HIV Tertinggi di Kalsel

Jumat, 12 Desember 2025 | 11:10 WIB