Operasi pasar murah yang digelar tim pengendali inflasi daerah (TPID) Provinsi Kalimantan Selatan di Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST) dipadati warga. Salah satu komoditas yang ludes dibeli adalah gas elpiji 3 kilogram. Memang dalam sebulan terakhir, warga mengeluh kesulitan mendapatkan gas elpiji subsidi, jika ada harganya pun melonjak.
Salah satu warga, Mutmainah mengaku kesulitan mendapatkan gas ini memang sudah lama ia rasakan. Kalaupun ada datang di pangkalan, dalam beberapa saat langsung ludes habis.
Dengan adanya pasar murah ini, ia sangat bersyukur. Meski harus rela antre dan berdesakan dengan warga lainnya. “Pembelinya tidak hanya masyarakat, tapi juga para pengecer. Ini yang membuat gas langka di HST,” keluhnya, saat ikut mengantre di Pasar Murah Halaman Gedung Murakata Barabai, Rabu (21/2).
Baca Juga: Rp1,4 Miliar Dialokasikan untuk Rumah Singgah, SDN Bukat Bakal Direhab untuk ODGJ
Ia mengaku, harga di toko sekitar Rp28 ribu sampai Rp35 ribu. Padahal harga eceran tertinggi (HET) tidak sampai pada harga itu. Hanya Rp18.500.
Kepala Dinas Perdagangan Kalsel, Sulkan mengatakan, pihaknya menggelar operasi pasar ini dalam rangka pengendalian inflasi yang cukup tinggi di HST. Angkanya berada pada 5,18 persen dari 2,5 persen angka Nasional.
Di hari pertama, gas elpiji ini disediakan sebanyak 560 tabung. Lalu, hari kedua rencananya disediakan 230 tabung. Harganya pun Rp18.500 per tabungnya. Ini merupakan hasil kolaborasi berbagai pihak terkait.
Di samping itu, TPID Kalsel juga menggelar rapat tingkat tinggi bersama Forkopimda HST dan Bank Indonesia guna membahas terkait penanganan-penanganan Inflasi di HST ini. “Ini upaya kita bersama-sama untuk menekan angka inflasi, khususnya di HST,” pungkasnya.