Gempa kembali terjadi di wilayah Kalsel, Selasa (20/2) siang. Kali ini pada jarak 28 km arah barat laut Kabupaten Balangan. Berdasarkan informasi BMKG Stasiun Geofisika Balikpapan, gempa tersebut berkekuatan 3,1 magnitudo. Episentrum gempa bumi terletak pada koordinat 2.17 LS,115.41 BT, dengan kedalaman 6 km. Gempa terjadi pada pukul 12.22 Wita.
Baca Juga: Harga Gas Elpiji Melonjak, Warga HST Serbu Pasar Murah
Gempa bumi dangkal itu terjadi akibat adanya aktivitas patahan Meratus. Namun, tidak tercatat di sistem inaTEWS milik BMKG. Hal itu diakui oleh Analis Iklim Staklim Kelas I Banjarbaru BMKG Kalsel, Muhammad Arif Rahman. “Dari sistem inaTEWS kami (https://inatews.bmkg.go.id), rekapan gempa terakhir yang dirasakan tanggal 18 Februari 2024,” ucapnya saat dikonfirmasi Radar Banjarmasin, Selasa (20/2) siang.
Hal itu dikarenakan gempa dengan magnitudo 3,1 ini tidak dirasakan warga. Sedangkan sistem inaTEWS ini adalah daftar informasi gempa bumi dirasakan yang didiseminasikan setelah BMKG menerima laporan kerusakan atau dirasakan dari masyarakat. Jika informasi gempa tersebut bersumber dari BMKG Kaltim, maka sah saja dijadikan rujukan untuk data kejadian gempa di Kalsel. “Karena data di dalam sistem itu datangnya dari Tim BMKG di Kaltim,” katanya.
Gempa ini memang tidak sampai dirasakan masyarakat. Warga Desa Merah Kecamatan Awayan, Alfian mengaku tidak tahu sama sekali ada gempa. "Tidak merasakan apa-apa. Aktivitas pun normal seperti biasa," ucapnya.
Hal yang sama juga diungkapkan Hendry Rusadi. Pegawai sekretariat DPRD Kabupaten Balangan itu mengaku tidak merasakan adanya gempa.
"Kalau ada gempa, pasti kami sudah berhamburan keluar gedung," ujar Hendry. Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Balangan, Rahmi mengakui telah menerima laporan terkait adanya gempa. Namun, gempa yang terjadi ini tidak berpotensi membahayakan. "Kalau skalanya di bawah 5, mungkin getarannya tidak terlalu terasa. Tapi kalau sudah 5 lebih, baru berdampak," ucapnya.
Rahmi mengakui Balangan memang salah satu kabupaten yang berada di jalur pergeseran lempeng Meratus. Bahkan, sebagian wilayah di Balangan masuk pegunungan Meratus.
Ia mengharapkan masyarakat tetap waspada dalam situasi apapun. Menurutnya, kesiagaan dan kewaspadaan akan mengurangi dampak dan risiko bahaya bencana yang besar. Berdasarkan rekap data di BMKG, ungkap Arif, sejak sejak Januari hingga 14 Desember 2024, Kalsel sudah dilanda 7 kali gempa bumi.
“Paling dirasakan adalah gempa bumi pada 13 dan 14 Februari,” sebutnya. Kemudian ditambah dengan 2 kejadian di tanggal 18 dan 20 Februari 2024 yang tidak dirasakan oleh masyarakat, namun terdeteksi oleh observasi peralatan Accelerometer. Jika ditotal ada 9 kali gempa bumi yang sudah mengguncang Bumi Lambung Mangkurat.(jpg/vie)