Menurutnya, jika pelaku merasa nyaman melakukan tindakan kekerasan, maka hal itu akan diulangi lagi. Karena pada prinsipnya, perilaku yang membawa dampak menyenangkan atau melegakan bagi yang bersangkutan, bakal menjadi kebiasaan.
“Hal ini yang membuat penanganan perubahan perilaku mal adaptif seperti perilaku kekerasan tadi akan sulit diubah,” ujar Shanty
“Permasalahan ini membutuhkan tenaga profesional dalam kurun waktu cukup lama,” tambahnya.
Di sisi lain, dalam video tersebut terlihat remaja yang dengan tenang dan santai melakukan perekaman menggunakan gawainya hingga berjalan mengikuti pergerakan kejadian pengeroyokan.
Hal ini menurut Shanty, dimungkinkan sudah terbiasa melihat adegan kekerasan sehingga mengganggap hal tersebut menjadi perilaku yang biasa saja ketika melihat hal tersebut. “Secara psikologis ini juga menjadi suatu perhatian yang menunjukkan ketidakwajaran yang dialami remaja tersebut,” ujarnya. (*)