Meski menyandang status sebagai Ibu Kota Provinsi Kalsel, nyatanya di Banjarbaru masih ada sekolah dasar negeri (SDN) yang kekurangan siswa.
BANJARBARU - Meminjam data Dinas Pendidikan Banjarbaru, dari 68 SDN di kota ini, ada sebelas sekolah yang kekurangan peserta didik baru.
Pada Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tahun ini, siswa baru yang diterima 11 sekolah itu tidak sampai 28 orang atau satu rombongan belajar (rombel). Bahkan SDN 3 Palam hanya memperoleh 8 siswa baru.
Kepala Dinas Pendidikan Banjarbaru Dedy Sutoyo mengatakan, banyak faktor yang menyebabkan kekurangan siswa, salah satunya lantaran lingkungan sekitar sekolah penduduknya tidak produktif lagi. "Kemudian karena lokasi SDN yang berdekatan dengan sekolah favorit, juga lantaran lokasinya jauh dengan permukiman," sebutnya.
Tak hanya itu, di wilayah Cempaka misalnya, penyebab kurangnya peminat sekolah negeri lantaran adanya kultur budaya masyarakat sekitar yang lebih memilih sekolah keagamaan. "Orang tua di sana memilih menyekolahkan anaknya ke Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau pesantren, ketimbang di sekolah negeri," ujar Dedy.
Ditanya apakah akan ada rencana penggabungan beberapa sekolah untuk meminimalisir sekolah negeri yang sepi siswa, Dedy menyebut masih ada beberapa hal yang akan dipertimbangkan.
"Misal regrouping menjadikan SMA atau SMP untuk memecah jalur zonasi. Tapi itu belum keputusan final. Tentu kami akan gali kebutuhan di bawahnya," imbuhnya.
Sementara itu, Kepala SDN 3 Palam, Rica Dwi Erlina menyampaikan, pada tahun ajaran 2024/2025 ini pihaknya memang hanya memperoleh 8 siswa baru. Jumlah ini berkurang dibandingkan tahun lalu yang menerima 13 anak didik.
"Kondisi seperti ini sudah diprediksi, lantaran lokasi sekolah kami di ujung daerah dan tidak ada perumahan yang berkembang," ujarnya.