Jemaah calon haji Kalsel mulai memasuki Asrama Haji di Banjarbaru sejak kemarin. Mereka akan diterbangkan secara bertahap.
Jemaah calon haji kloter 1 sudah memasuki Asrama Haji di Kota Banjarbaru sekitar pukul 16.25 Wita. Jumlahnya 423 jemaah dari Kota Banjarmasin beserta petugas haji. Ketua Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi Banjarmasin, Kalsel Muhammad Tambrin mengatakan mereka langsung mengikuti berbagai proses sebelum diberangkatkan dari Bandara Syamsudin Noor Banjarmasin ke Tanah Suci pada Senin (5/5) siang.
Di asrama haji, para jemaah mengikuti proses pertama, penyerahan dokumen dan lainnya, termasuk pemasangan stiker nomor tempat duduk di pesawat. Lalu penyerahan paspor, uang biaya hidup, kartu identitas calon haji, dan gelang identitas calon haji. "Sebelumnya, mereka juga mengikuti cek kesehatan, juga pemeriksaan barang bawaan," ujarnya.
Prosesnya berjalan lancar, dan semua calon haji bisa beristirahat secara nyaman. "Karena besok (5/5), mereka mulai bersiap untuk keberangkatan. Sebelumnya juga ada proses yang harus diikuti, di antaranya pematangan manasik haji," ujar Thamrin.
Setelah itu, para calon haji berkumpul di aula untuk mengikuti acara resmi pelepasan yang dijadwalkan dihadiri Gubernur Kalsel Muhidin. "Kita siapkan semua acara dengan sebaik-baiknya," ujarnya.
Embarkasi Banjarmasin pada pelaksanaan ibadah haji 2025 memberangkatkan total 5.454 calon haji bersama petugas haji, yang terbagi dalam 13 kloter. Mereka adalah jemaah calon haji yang berasal dari dua provinsi. Sebanyak 3.843 orang dari Kalsel, dan 1.611 orang dari Kalteng. Keberangkatan haji akan berlangsung hingga 29 Mei 2025.
Mayoritas Lansia Menolak Dibantu
Dari 419 jemaah calon haji asal Kota Banjarmasin, 22 orang di antaranya merupakan jemaah kategori lanjut usia (lansia). Meski demikian, tidak semua lansia tersebut mau dilayani petugas.
Kabid Lansia di Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi Banjarmasin, Hidayaturrahman mengatakan dari jumlah tersebut, hanya lima di antaranya yang bersedia diberi pelayanan khusus. Kebanyakan mereka tidak mau dilayani, karena masih merasa mampu. Apalagi jemaah yang punya trauma ketika melihat ambulance.
“Kami memahami itu, karena memang rata-rata lansia psikologisnya akan tertekan kalau melihat unit ambulance. Makanya dari 22 lansia terdata, hanya lima jemaah yang memang harus dilayani secara intens,” ungkap Hidayaturrahman kepada Radar Banjarmasin, Minggu (4/5) petang.
Kelimanya, kata Hidayaturrahman, adalah calon jemaah haji yang masuk kategori usia uzur dan risiko tinggi. Selain berusia tua, di antara mereka juga ada yang punya penyakit bawaan seperti bekas stroke, darah tinggi, dan penyakit lainnya. “Ada juga jemaah yang pakai alat bantu berupa tongkat dan kursi roda,” tambahnya.
Jemaah uzur dan risiko tinggi dipastikan mendapat pelayan khusus dari PPIH Embarkasi Banjarmasin. Mulai dari keperluan pribadi, hingga perlengkapan dokumen jemaah. (*)