BANJARMASIN — Sebanyak 17 Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) di Banjarmasin menghadapi tantangan dalam penerimaan siswa baru tahun ajaran 2025/2026.
Kekurangan peserta didik membuat sekolah-sekolah ini mengandalkan jalur pendaftaran offline, yang dibuka sejak 23 Juni hingga 1 Juli 2025. Salah satu sekolah yang merasakan dampak signifikan adalah SMPN 32 Banjarmasin.
Sekolah ini terletak di kawasan pinggiran Banjarmasin Utara. Hingga kini, sekolah tersebut baru menerima 23 peserta didik baru. Jauh dari kuota yang disediakan sebanyak 96 siswa.
“Melalui jalur online, hanya ada 21 siswa yang mendaftar. Jalur offline baru menambah 2 siswa lagi. Jadi, saat ini kami baru memiliki 23 siswa,” ungkap Kepala SMPN 32 Banjarmasin, Suriasa, Rabu (25/6/2025).
Menurut Suriasa, lokasi sekolah yang dianggap jauh, dan minimnya jumlah lulusan SD di wilayah sekitar menjadi faktor utama kurangnya pendaftar.
Untuk itu, pihaknya menggagas strategi, salah satunya dengan meminta sekolah lain yang sudah memenuhi kuota untuk mengarahkan calon siswa ke SMPN 32 selama jalur offline berlangsung. Kondisi serupa juga dialami SMPN 10 Banjarmasin yang terletak di kawasan Banjarmasin Tengah.
Sekolah ini menyediakan kuota sebanyak 224 siswa untuk delapan rombongan belajar (rombel). Namun, hingga penutupan jalur online, baru 90 siswa yang terdaftar.
“Kami perkirakan jumlah ini akan bertambah menjadi sekitar 150 siswa melalui jalur offline,” kata Kepala SMPN 10 Banjarmasin, Syahrida. Untuk menarik minat calon siswa, Syahrida memaksimalkan promosi melalui media sosial. “Promosi lewat media sosial terus kami lakukan selama jalur offline dibuka. Kami berharap ini dapat membantu menambah jumlah pendaftar,” jelasnya. (*)