kalimantan-selatan

Tawing Halat: Dinding Penuh Filosofi, Jantung Spiritual Rumah Banjar

Selasa, 28 Oktober 2025 | 13:15 WIB
Tawing halat.

BANJARMASIN — Dalam arsitektur tradisional Rumah Banjar, terutama tipe Rumah Bubungan Tinggi, terdapat elemen penting yang kaya makna bernama Tawing Halat. Bagian ini bukan sekadar dinding, melainkan pembatas utama yang membagi ruang dengan fungsi sosial dan spiritual yang sangat jelas: memisahkan ruang Panampik Basar (ruang semi-privat atau penerima tamu) dengan Palidangan (ruang inti keluarga yang bersifat sangat privat).

Keberadaan Tawing Halat menegaskan struktur sosial yang berlaku dalam masyarakat Banjar. Budayawan Kesultanan Banjar, Ersa Fahriyanur, menjelaskan bahwa pemisahan ini sangat fundamental.

“Tawing Halat merupakan dinding yang memisahkan ruang untuk menerima tamu dengan ruang keluarga inti yang sifatnya lebih privat. Ini mencerminkan pemisahan fungsi sosial yang tegas,” ujar Ersa.

Lawang Kembar dan Ikatan Keluarga

Keunikan Tawing Halat terletak pada fitur arsitekturalnya, yaitu Lawang Kembar. Dua pintu identik ini terletak di sisi kanan dan kiri, dilengkapi bentuk dan ornamen serupa.

Daun pintu tersebut dihiasi ukiran relief anyaman tali atau yang dikenal sebagai tali bapintal. Ukiran ini bukan sekadar hiasan, melainkan simbol yang sangat kuat. Ia melambangkan eratnya ikatan kekeluargaan serta komitmen mendalam masyarakat Banjar terhadap ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari.

Batas Dua Dunia dalam Wayang Sampir

Fungsi Tawing Halat melampaui sekat fisik dan memasuki ranah ritual budaya, salah satunya dalam tradisi pertunjukan Wayang Sampir atau Wayang Kulit Banjar.

Saat pertunjukan berlangsung, bagian tengah Tawing Halat dapat dibuka, menyatukan batas simbolis antara dunia "dalam" dan "luar". Ersa menjelaskan peran Tawing Halat dalam tradisi ini.

“Ketika pertunjukan berlangsung, raja atau keluarga berada di sisi dalam melihat wayang secara langsung. Sedangkan masyarakat umum berada di luar menyaksikan bayangan wayang. Tawing Halat menjadi batas dua dunia yang saling menyatu,” jelasnya.

Menurut Ersa Fahriyanur, fungsi ritual dan simbolis tersebut menjadikan Tawing Halat sebagai elemen arsitektur yang tidak hanya estetik, tetapi juga cerminan utuh dari struktur sosial dan nilai spiritual masyarakat Banjar sejak masa kerajaan. Dinding ini adalah penanda identitas dan nilai luhur yang dipegang teguh. (*)

Terkini

Kabupaten Banjar Sumbang Kasus HIV Tertinggi di Kalsel

Jumat, 12 Desember 2025 | 11:10 WIB