BANJARBARU — Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) diprediksi akan mengalami peningkatan potensi bencana hidrometeorologi seiring dengan masuknya musim hujan, terutama menjelang puncak cuaca ekstrem pada November hingga Desember 2025.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Kalsel telah melakukan pemetaan intensif terhadap kawasan-kawasan rawan terdampak.
Plt Kepala BPBD Kalsel, Gusti Yanuar Noor Rifai, menyampaikan bahwa tiga kabupaten telah diidentifikasi memiliki potensi tinggi terdampak banjir akibat intensitas hujan yang tinggi yakni Hulu Sungai Selatan (HSS), Hulu Sungai Tengah (HST) dan Barito Kuala (Batola).
“Masyarakat di tiga wilayah tersebut perlu meningkatkan kewaspadaan karena curah hujan diprediksi cukup tinggi,” tegasnya.
Ancaman Banjir Rob Diperbesar Supermoon
Selain ancaman banjir akibat curah hujan, wilayah pesisir Kalsel juga diingatkan untuk bersiaga menghadapi potensi banjir rob. Enam kabupaten/kota pesisir yang diwaspadai meliputi Banjarmasin, Batola, Tanah Laut, Tanah Bumbu, Kabupaten Banjar, dan Kotabaru.
Fenomena supermoon diperkirakan akan memperbesar peluang kenaikan muka air laut, yang pada akhirnya memicu peningkatan banjir rob di enam area tersebut.
“Pusdalops bersama BMKG terus memonitor curah hujan tinggi di HSS, HST, dan Batola. Kita sudah berkoordinasi agar selalu siaga. Adanya supermoon membuat rob di beberapa daerah meningkat,” jelas Gusti Yanuar.
Meskipun Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi curah hujan tahun ini lebih rendah dibandingkan tahun lalu, BPBD Kalsel menekankan bahwa potensi cuaca ekstrem tetap harus diantisipasi. BPBD Kalsel akan terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah kabupaten/kota, Pusdalops, dan BMKG untuk memantau perubahan cuaca yang dapat terjadi sewaktu-waktu.