"Kajian ini harus mencakup penilaian terhadap perubahan penggunaan lahan, potensi gangguan terhadap ekosistem, serta dampak terhadap kualitas air, udara dan tanah," kata Rina. Ia juga mendesak agar proyek tidak merusak habitat flora dan fauna endemik.
Rina menambahkan, aspek pengendalian kebisingan dan getaran saat operasional kereta juga wajib diperhatikan, terutama di kawasan padat permukiman. Mitigasi seperti pemasangan dinding peredam suara dan penanaman vegetasi buffer zone direkomendasikan.
Relevansi Jangka Panjang
Meskipun rumit, proyek kereta api ini dinilai relevan untuk jangka panjang, sesuai Rencana Induk Perkeretaapian Nasional (RIPNAS) hingga 2030. Dengan target angkut enam hingga sepuluh juta penumpang dan 25 juta hingga 40 juta ton kargo per tahun, kereta api di Kalimantan dapat mengurangi beban transportasi di jalan nasional dan provinsi.
"Kalsel ini jalur ke Ibu Kota Negara (IKN). Kemudian juga jalur perdagangan untuk Kalselteng. Dengan adanya jalur kereta api ini dapat mengurangi moda transportasi pribadi," pungkas Feri Bahtiar. (*)