kalimantan-tengah

Gadis Cantik dari Kotim Ini Terjebak di Kota Mati

Selasa, 28 Januari 2020 | 15:06 WIB
Cindy Maulitika Yunifa, warga Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah sampai kini terjebak salah satu daerah dekat dengan Kota Wuhan, Cina.(IST)

SAMPIT – Seorang warga Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) yang menempuh pendidikan di Cina, Cindy Maulitika Yunifa (19), ikut terjebak di kota yang seolah mati akibat dikarantina pemerintah setempat. Lokasi tempatnya belajar tak jauh dari Kota Wuhan, asal virus corona merebak dan menggemparkan dunia.

Cindy mengeyam pendidikan di Hubei University of Science And Technology di Kota Xianning, berdekatan langsung dengan Kota Wuhan bagian selatan. Wuhan merupakan ibu kota Provinsi Hubei. ”Kalau dari kampus ke Wuhan kurang lebih satu jam lama perjalanannya,” kata Cindy dihubungi melalui seluler.

Gadis itu mengaku masih baik-baik saja. Dia tak terinfeksi virus mematikan tersebut. Dia dan rekannya tak bisa berbuat banyak karena situasi daerahnya kian mencekam. Aktivitas kota lumpuh total. Penyebaran virus tersebut berdampak pada psikologis masyarakat setempat yang takut terjangkit.

Cindy menuturkan, dirinya tak bisa keluar kampus. Otoritas setempat tidak mengizinkan mereka keluar. Semua mahasiswa hanya boleh beraktivitas di dalam wilayah kampus.

Menurut Cindy, aktivitas perkuliahan sudah diliburkan selama sebulan penuh. Dia berniat pulang dan telah mengantongi tiket pesawat kembali ke Indonesia. Akan tetapi, karena wilayahnya ikut dikarantina, semua orang dilarang keluar. Selama masa karantina, makanan mereka dipasok otoritas setempat.

Lebih lanjut Cindy mengatakan, seorang rekannya di kampus sempat jatuh pingsan di areal karantina khusus mahasiswi. Diduga kuat wanita itu diserang virus ganas tersebut. Tim medis bergerak cepat mengevakuasinya. Belum diketahui apakah rekannya tersebut ikut terinfeksi atau tidak.

”Masih menunggu hasil medisnya, karena langsung dievakuasi,” katanya.

Hal yang dialami Cindy membuat Sutik, orang tuanya khawatir. Anggota DPRD Kotim itu menuturkan, anaknya merupakan salah satu  mahasiswa kedokteran yang mendapatkan  beasiswa untuk berkuliah di Cina. Kampusnya berdekatan dengan pusat Kota Wuhan.

Sutik mengaku diliputi kecemasan. Apalagi anak perempuannya tidak bisa kembali ke Indonesia lantaran otoritas setempat menutup sementara jalur penerbangan. ”Saya selalu komunikasi. Anak saya saat ini dikarantina di kampusnya. Mereka dengan teman-temannya asal Indonesia juga ada di situ. Di kampus itu juga ada asramanya,” kata Sutik.

Sutik menuturkan, apabila penerbangan bisa masuk ke daerah itu, dia berencana  menjemput anaknya secara langsung. ”Tapi kondisinya kan tidak bisa ke sana saat ini,” tandasnya.

 

Pastikan  Aman

Wakil Gubernur Kalimantan Tengah (Kalteng) Habib Ismail Bin Yahya memastikan Kalteng aman dari wabah virus corona. Pasalnya, di Bumi Tambun Bungai tidak ada bandara internasional, sehingga potensi masuknya warga negara asing dari daerah penyebaran virus corona sangat kecil.

Selain itu, wabah virus tersebut hingga sekarang ini belum terdeteksi masuk ke wilayah Indonesia. Artinya di Kalteng juga demikian. Karena itu, Habib meminta hal tersebut tidak perlu dikhawatirkan.

Halaman:

Tags

Terkini