kalimantan-tengah

Makin Mencekik di Sampit, Harga Ayam Potong Melambung Tinggi

Minggu, 14 April 2024 | 18:00 WIB
PEDAGANG: Aktivitas pedagang ayam di Pasar Keramat Sampit. (YUNI/RADAR SAMPIT)

Pasca lebaran, lapak pedagang di pasar tradisional Kota Sampit mulai beroperasi. Kebanyakan warga yang rata-rata kaum Hawa dibuat kaget dengan harga ayam ras yang melambung tinggi. Eka, ibu rumah tangga asal arga Kecamatan Baamang, mengaku kaget mengetahui harga ayam potong Rp 65 ribu – Rp 70 ribu per kilogram pada hari kedua Lebaran.

Baca Juga: Banjarmasin Berpotensi Kena Banjir Rob, BPBD Siapkan Rencana Antisipasi, Hubungi Nomor Ini Apabila Perlu Bantuan

“Kamis kemarin itu saya ke Pasar Keramat, ayam Rp 65 ribu per kilo. Terus coba lagi ke Pasar Subuh, harga ayam Rp 70 ribu per kilo. Saya diam sambil garuk kepala,” kata Eka. Eka mengaku pada H+2 Lebaran tidak banyak terlihat lapak pedagang yang berjualan, baik di Pasar Keramat maupun Pasar Subuh. Hanya ada beberapa pedagang saja yang berjualan. “Cuma ada beberapa pedagang saja yang jualan, itu juga barangnya sedikit. Makanya ayam mahal mungkin karena pedagangnya masih berlebaran,” ucapnya. Pada Jumat (12/4/2024), harga ayam potong di Pasar Al Kamal juga masih bertahan di harga Rp 65 ribu per kilogram.

Sementara itu pada Sabtu (13/4/2024), daging ayam potong mulai berangsur turun.  Untuk harga daging ayam ras di Pasar Keramat berkisar antara Rp 56 ribu – Rp 58 ribu per kg. Jika tidak ada momentum hari besar seperti Lebaran, pada hari biasa harga  daging ayam normalnya berkisar antara Rp 36 ribu hingga Rp 38 ribu per kilogram. Pedagang ayam di Sampit Sita mengaku, kenaikan harga ayam terjadi pada H-2 Lebaran. Harga  melonjak karena sulitnya pasokan. “Pasokan saat ini masih cukup sulit, sedangkan  permintaan cukup banyak, karena mungkin stok makanan di rumah setelah Lebaran sudah habis, jadi mulai belanja ke pasar. Tapi barangnya masih kosong,” ucapnya. Banyak pedagang masih menikmati libur Lebaran sehingga pendistribusian daging ayam di Sampit  dibatasi. “Selain pasokan dari peternak yang menurun, juga karena belum ada pasokan dari luar, kalaupun ada mungkin suplainya juga terbatas,” ungkapnya. (yn/yit) 

Tags

Terkini