kalimantan-tengah

Sebelum Korban Diterkam, Keluarganya Sudah Sebulan Diteror Buaya Sungai Parebok

Rabu, 23 Oktober 2024 | 14:45 WIB
DITOMBAK: Buaya Sungai Parebok yang menewaskan Badaruzaman tewas ditombak warga, Senin (21/10/2024) malam. (Istimewa)

 

Serangan buaya hingga menewaskan seorang warga Desa Parebok, Badaruzaman (53), merupakan rentetan teror predator tersebut selama sebulan. Sebelumnya buaya tersebut telah memangsa ternak korban, hingga puncaknya penghuni rumah yang jadi sasaran. ”Sudah satu bulan ini, hampir tiap hari buaya mengintai rumah kami. Terkadang saat malam hari, tiang pondasi rumah digoyang. Kami yang di dalam merasa rumah kadang bergerak,” ucap Raisa (20), anak sulung Badaruzaman.

Rumah korban berkonstruksi kayu seperti rumah panggung yang letaknya berhadapan dengan Sungai Parebok, Jalan Bagus Syuhada RT 2 RW 1, Desa Parebok, Kecamatan Teluk Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim). Pada bagian belakang rumah korban terdapat kandang ayam dan itik yang memicu kedatangan buaya.

Baca Juga: Buaya Beraksi Lagi di Sampit, Kali Ini Mangsa Warga yang Hendak Mandi

”Di belakang rumah dekat kandang ada parit. Buaya pernah makan itik kami,” katanya. Saat kejadian nahas itu menimpa Badaruzaman (53), di dalam rumah hanya ada Raisa seorang diri. Ibunya sedang keluar kota dan adiknya sekolah di pondok pesantren. Saat itu korban baru pulang memanen kelapa di kebun yang tak jauh dari rumahnya. Kelapa itu kemudian dikumpulkan ke parit yang berjarak sekitar 1 km dari rumah korban. ”Malam itu Abah datang dari kebun membawa kelapa yang diturunkan ke parit. Selesai dari situ, mandi sekitar jam 21.00 WIB malam, di pinggir sungai depan rumah,” ujarnya. Raisa yang berada di dalam rumah, sontak bergegas keluar setelah mendengar suara ayahnya yang teriak minta tolong. ”Saya dengar suara teriakan minta tolong, melihat Abah diterkam buaya didekat tangga lanting. Saya panggil paman dekat rumah, sempat dibantu ditarik tapi terlepas diseret buaya ke tengah sungai,” katanya. Warga kampung yang sudah terlelap langsung geger. Warga ramai-ramai mendatangi lokasi kejadian setelah mendengar kabar korban diterkam buaya.

Baca Juga: Bikin Bergidik! Begini Cerita Anak Korban Terkaman Buaya Ganas di Kalteng

Camat Teluk Sampit Asyari mengatakan, saat kejadian, korban berada di titian tangga lanting. Malam itu air sedang pasang, kaki korban terendam ke dalam air. ”Buaya langsung menerkam pinggang korban dan menyeretnya ke tengah sungai,” katanya. Asyari melanjutkan, anak korban dan pamannya yang mendengar suara teriakan minta tolong langsung berupaya membantu korban agar terlepas dari terkaman buaya. ”Sempat tarik-menarik, tapi buaya lebih kuat menarik korban ke tengah sungai,” ujarnya. Kepala Desa Parebok Indrayoto Saidin Ali mengatakan, pencarian korban dilakukan selama kurang lebih empat jam. Korban ditemukan mengapung di seberang Sungai Parebok selebar 30 meter dalam kondisi tak bernyawa.

”Korban ditemukan sekitar jam 01.00 WIB di seberang sungai dan langsung dievakuasi. Ada 300-an warga yang terus mencari keberadaan buaya. Setelah 1,5 jam pencarian, buaya muncul langsung ditombak dan dimasukkan dalam perangkap jaring,” kata Indra. Buaya tersebut kemudian diangkat dalam kondisi mati, lalu dikuburkan di titik yang berjarak sekitar 300 meter dari lokasi kejadian. ”Saat peristiwa saya tidak ada di lokasi kejadian. Informasi dari warga, setelah diangkat buaya sudah mati dan dikuburkan sekitar jam 03.00 WIB dini hari,” ujarnya.

Dia melanjutkan, saat dievakuasi dari sungai, korban sudah meninggal dunia. ”Kedua kaki tangan korban masih utuh tetapi mengalami patah tulang. Ada sobekan di kaki, luka di kepala, dan wajah. Korban sudah dimakamkan di Desa Parebok,” katanya. (hgn/sir/ign)

Terkini