kalimantan-tengah

Investasi Kotim Bergeser ke Hilirisasi: Pabrik Pengolahan Sawit dan Kelapa Jadi Incaran

Kamis, 6 November 2025 | 10:45 WIB
KOMODITAS : Kelapa sawit salah satu komoditas ekspor Provinsi kalimantan Tengah. (dokumen/radar sampit)

 

SAMPIT – Arah investasi di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) mengalami pergeseran signifikan. Jika sebelumnya investasi didominasi oleh sektor perkebunan, kini para investor mulai melirik industri pengolahan hasil sawit dan kelapa, yang dinilai mampu memberikan nilai tambah yang lebih tinggi bagi daerah.

Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kotim, Diana Setiawan, menjelaskan bahwa minat investor di sektor perkebunan menurun sejak terbentuknya Satuan Tugas Penertiban Kawasan Hutan (Satgas PKH).

“Saat ini investasi di bidang perkebunan menurun dibandingkan sebelum Satgas PKH terbentuk. Investor baru masih enggan mengurus izin,” kata Diana, Senin (3/11).

Hilirisasi Sawit Siap Produksi Cokelat dan Es Krim

Meskipun investasi perkebunan melambat, arus investasi justru tumbuh pesat di sektor hilirisasi. Sektor ini mencakup pengolahan cangkang, CPO (Crude Palm Oil), dan kernel.

Menurut Diana, tiga perusahaan besar kini tengah memproses izin pembangunan pabrik pengolahan CPO. Salah satu yang paling siap adalah Sinarmas Group, yang tidak hanya sudah mengantongi izin resmi tetapi juga telah memulai tahap konstruksi.

“Sinarmas Group paling siap. Mereka akan memproduksi tidak hanya CPO mentah, tetapi juga produk turunan seperti cokelat dan es krim. Ini bentuk hilirisasi penuh dari hasil sawit,” ungkapnya.

Dua perusahaan besar lainnya juga mengajukan izin serupa dan menargetkan pembangunan pabrik di Kawasan Industri Bagendang. Proses perizinan ini dilakukan dengan ketat untuk memastikan kesesuaian dengan tata ruang dan regulasi daerah.

“Tren ini positif karena sejalan dengan program pemerintah pusat untuk meningkatkan nilai tambah produk lokal,” tambah Diana.

Kelapa Dalam Juga Menjadi Potensi Baru

Selain sawit, investasi di sektor kelapa dalam juga menunjukkan peningkatan. Saat ini, dua pabrik pengolahan kelapa dalam sedang dalam tahap pembangunan, dan satu perusahaan lain tengah melakukan penjajakan. Apabila semua terealisasi, Kotim akan memiliki total tiga pabrik pengolahan kelapa dalam di kawasan Bagendang.

Diana Setiawan menilai pergeseran investasi ke industri hilir ini merupakan momentum penting bagi Kotim. Hal ini diharapkan dapat memperkuat struktur ekonomi daerah, membuka lapangan kerja baru, dan memperluas kontribusi Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaan.

“Bagendang sangat potensial. Dengan masuknya investor besar di sektor hilirisasi, kami berharap kawasan ini menjadi pusat industri unggulan di Kalimantan Tengah,” tutup Diana. (ang/ign)

Terkini