PANGKALAN BUN– Abrasi di Pantai Keraya, Kecamatan Kumai, Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar), dilaporkan kian mengkhawatirkan. Sejumlah bangunan penunjang wisata mulai terdampak serius akibat daratan yang terus tergerus gelombang laut ekstrem.
Dalam beberapa pekan terakhir, cuaca ekstrem melanda wilayah pesisir terpadu Pantai Kubu, Bogam, dan Keraya. Kombinasi gelombang tinggi dan banjir rob memicu laju abrasi yang semakin tak terkendali.
Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Barat (Pemkab Kobar) sebelumnya telah berupaya menahan laju abrasi dengan membangun pemecah ombak dan menempatkan geobag di sisi jalan poros Desa Keraya. Namun, kondisi cuaca ekstrem membuat kerusakan pada infrastruktur pesisir tersebut tetap berlanjut.
Warga Desa Keraya, Maulana, mengatakan bahwa angin kencang hampir selalu terjadi saat sore hingga malam hari. Kondisi ini memicu gelombang tinggi yang kerap mencapai daratan.
“Sekarang musim angin. Sore sampai malam anginnya sangat kencang, gelombang tinggi, dan air naik ke daratan,” ujarnya.
Maulana mengkhawatirkan abrasi yang terus terjadi dapat mengancam rumah warga dan fasilitas wisata di sepanjang Pantai Keraya. Menurutnya, bangunan yang terdampak antara lain rumah warga, gazebo, tempat usaha UMKM, serta sejumlah fasilitas di kawasan Pantai Kembar Keraya.
Selain merusak pesisir, cuaca ekstrem juga menyulitkan aktivitas nelayan setempat. Mereka terpaksa menyesuaikan waktu melaut dengan kondisi angin dan gelombang yang tidak menentu. “Kalau tidak melaut, mereka tidak bisa menafkahi keluarga. Jadi risiko tetap harus diambil. Ini tidak mudah bagi nelayan pesisir Kumai,” katanya. (*)