• Senin, 22 Desember 2025

Pengujung Tahun, Hotel Ini Paling Diburu

Photo Author
- Senin, 7 Januari 2019 | 07:41 WIB

SAMARINDA – Tingkat penghunian kamar (TPK) hotel berbintang di Kaltim di pengujung akhir tahun terus menunjukkan peningkatan. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pada November 2018, okupansi mencapai 53,38 persen atau meningkat 1,22 poin dibanding TPK Oktober 2018 yang sebesar 52,15 persen.

Kepala BPS Kaltim Atqo Mardiyanto mengatakan, berdasarkan capaian itu, berarti rata-rata jumlah kamar hotel berbintang di Bumi Etam terjual atau terpakai sebanyak 53,38 persen dari seluruh kamar yang tersedia. “Okupansi ini naik juga jika dibandingkan dengan November 2017, sebesar 0,19 poin,” tuturnya Minggu (6/12).

Jika dilihat menurut klasifikasinya, pada November 2018 hotel berbintang 4 mengalami TPK tertinggi yaitu mencapai 67,04 persen. Sementara TPK terendah pada hotel berbintang 1 sebesar 17,13 persen. Sedangkan hotel berbintang lainnya masing-masing di antaranya hotel berbintang 2 sebesar 43,25 persen, hotel berbintang 3 sebesar 54,31 persen, dan hotel berbintang 5 tercatat sebesar 47,44 persen.

TPK hotel berbintang 4 pada November 2018 mengalami peningkatan sekitar 11,42 poin bila dibandingkan Oktober 2018 yang mencapai 55,62 persen. Sementara jika dibandingkan dengan periode November 2017, mengalami peningkatan sekitar 12,34 poin yaitu dari 54,70 persen menjadi 67,04 persen.

“Hotel bintang satu memang masih terendah karena para pelanggan sering lebih memilih hotel nonbintang selain bintang satu,” katanya.

Terpisah, Sekretaris Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kaltim Muhammad Zulkifli mengatakan, pada pengujung tahun peningkatan okupansi akan terus terjadi. Sesuai prediksi, okupansi meningkat sampai 20 persen. “Peningkatan terjadi karena banyaknya kegiatan pemerintah di hotel,” jelasnya.

Dia memprediksi, okupansi pada Desember juga akan meningkat. Sebab, jika melihat kondisi di lapangan menunjukkan peningkatan kunjungan. Tapi data real-nya masih diolah oleh BPS Kaltim. “Tapi, yang jelas tahun ini para pengusaha hotel harus lebih bekerja keras. Karena, pada 2019 okupansi sepertinya tidak cukup baik. Masih stagnan karena masuk tahun politik,” bebernya.

Pada tahun politik, tambahnya, okupansi memang cenderung tidak meningkat. Tapi kegiatan hotel seperti ruang rapat, restoran dan lainnya akan meningkat. Sehingga para pebisnis bisa menutupi biaya produksi dari penyewaan ballroom, atau meeting room. “Para pebisnis harus banyak berinovasi, agar bisnis perhotelan masih bisa meningkat meskipun kelihatannya akan sulit,” tutupnya. (*/ctr/ndu/k18)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X