BALIKPAPAN - Masih mahalnya harga tiket pesawat dan dihapuskannya bagasi gratis oleh beberapa maskapai seperti Lion Air, Wing Air, dan Citilink berpotensi membuat masyarakat migrasi ke moda transportasi laut.
Kepala Cabang PT Pelni Yohanes Banne mengaku, hingga saat ini masih belum melihat adanya kenaikan penumpang kapal imbas dari mahalnya dan dihapusnya bagasi gratis untuk maskapai berbiaya rendah. “Tapi jika kondisinya terus demikian, bisa jadi ada penumpang pesawat yang menggunakan kapal laut lagi,” ucapnya saat ditemui di ruangannya, Senin (14/1).
Pihaknya mencatat pada momentum Natal dan Tahun Baru 2019, jumlah penumpang kapal tumbuh sekitar 2 persen. Di sisi lain, penumpang pesawat justru turun. Fenomena ini, sambungnya, akibat mahalnya harga tiket pesawat.
“Sekarang ini pilihan transportasi laut sudah banyak. Kami (Pelni, Red) punya kapal penumpang dan ada kapal feri satu hari satu malam sudah sampai. Ya, kami memang menyasar masyarakat menengah ke bawah. Kalau mereka berat dengan harga tiket pesawat, alternatifnya ada kapal laut. Harga kami tidak naik. Harga tiket bervariasi bergantung rute. Ada yang Rp 200 ribu hingga Rp 400 ribu,” jelasnya.
Makanya sangat memungkinkan adanya migrasi penumpang. Memang tidak banyak. Kemungkinan jika sampai arus mudik Lebaran masih seperti ini, bisa-bisa banyak masyarakat yang menggunakan kapal laut. Khususnya rute Balikpapan-Makassar dan Surabaya. “Ya bisa saja kembali ke zaman dulu lagi,” bebernya.
Sementara itu, secara tahunan (year on year/yoy), penumpang kapal laut sepanjang 2018 untuk keberangkatan dari Balikpapan tumbuh 2,5 persen. Dari target tahunan 122 ribu penumpang, tahun lalu berhasil mencapai 169 ribu penumpang. Pelayaran reguler ada tiga kapal (KM Lambelu, Labobar, Siguntang).
“Namun, saat ini satu kapal masuk dok. Jadi sisa dua saja. Tahun ini sudah ada 6 call kapal. Rata-rata membawa 500 penumpang,” tutur Yohanes.
Salah satu pegawai swasta Herman (44) mengatakan, ia beberapa kali sempat menggunakan kapal ketika akan pulang ke Makassar. Tapi lebih sering menggunakan pesawat. “Kalau harganya seperti itu. Ketika mau pulang kampung lebih baik menggunakan kapal. Toh ke Makassar jauh lebih murah,” serunya. (aji/ndu/k15)