TENGGARONG - Meninggalnya pasangan suami-istri di jalan poros Kecamatan Muara Badak menuju Samarinda pada Senin (18/2) lalu tak hanya membuat masyarakat geram. Anggota DPRD Kaltim Baharudin Demmu mengatakan, Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kaltim beberapa kali dia minta memprioritaskan perbaikan jalan tersebut.
Namun, ternyata tak kunjung mendapat respons. “Saya kalau sudah ketemu pejabat PU Kaltim di kantor, gak pernah mau keluar sebelum menyampaikan aspirasi masyarakat tersebut. Mau sampai berapa lagi korban jiwa baru diperbaiki jalan tersebut? Sebelumnya bahkan ada rombongan dari Pak Bupati yang kecelakaan karena lubang di sana,” kata Demmu.
Dia menyebut, saat ini akses jalan dari simpang lima pusat Kecamatan Muara Badak menuju simpang tiga Muara Badak-Samarinda, kondisinya sudah tidak layak. Sehingga, jalan tersebut jangan hanya dilakukan tambal sulam. Perbaikan jalan dengan tambal sulam tersebut, kata dia, hanya bertahan beberapa bulan.
Tak hanya karena jalan yang sering dilalui truk bermuatan besar, melainkan intensitas penggunaan akses jalan tersebut sudah semakin tinggi. Apalagi, pertumbuhan perekonomian warga Kecamatan Muara Badak dari sektor pariwisata semakin tinggi. Sehingga, jalan yang tak mulus seperti ini, ucap dia, hanya menjadi jebakan bagi warga yang melintas di jalur tersebut.
Warga yang hendak menuju Marangkayu dan Bontang, pun tidak sedikit yang melalui jalur ini. Biasanya disebut jalur pantai. “Katanya sih, tahun ini ada perbaikan di beberapa spot kerusakan. Tapi saya sebut itu tidak cukup. Harusnya dibuat mulus dari ujung ke ujung. Jangan hanya tambal sulam,” tambahnya.
Dia juga mengapresiasi Bupati Kukar Edi Damansyah yang sering bertandang ke Kecamatan Muara Badak dan Marangkayu. Melihat kondisi jalan tersebut, dia juga berharap pihak Pemkab Kukar menyampaikan permohonan secara resmi sebagai usulan percepatan perbaikan jalan tersebut.
Sehingga, tak hanya legislatif dapil Kukar yang berjuang, tapi aspirasi dari Pemkab Kukar menjadi pemacu percepatannya. Dia juga meminta kontraktor yang mendapat pekerjaan perbaikan jalan tambal sulam di beberapa spot pada 2016 dan 2017 dievaluasi.
Pasalnya, anggaran miliaran rupiah untuk perbaikan jalan seolah hanya menguap. Lantaran mulusnya jalan hanya dirasakan pada hitungan bulan. “Kalau perlu diperiksa saja semua yang bikin perbaikan jalan itu. Karena bukannya jalan makin baik, tapi justru malah jadi penyebab orang jatuh,” katanya lagi.
Tahun ini, dia mengusulkan agar poros Muara Badak tersebut masuk kegiatan multiyears contract (MYC). Pihaknya pun berharap Pemprov Kaltim bisa senada dengan harapan legislatif dan masyarakat tersebut. (qi/kri/k16)