SAMARINDA - Gubernur Kaltim Isran Noor memaklumi tahun 2018 pertumbuhan ekonomi Kaltim sebesar 2,67%. Berada lebih rendah dengan beberapa daerah provinsi di Pulau Jawa yang pertumbuhannya di atas 5%.
Hal tersebut dikarenakan adanya ketimpangan ketika infrastruktur sebagian besar dibangun di Pulau Jawa.
"Pendukung infrastruktur, jalan, jembatan, listrik, air bersih, SDM, disana ada (Jawa). Dari segi efesiensi investasi terbentuk disana," kata Isran saat menghadiri Rapat Koordinasi Bank Indonesia, Pemprov dan Perbankan di Kantor BI Perwakilan Kaltim, Selasa (26/2/2019).
Isran menambahkan pembahasan ketimpangan pembangunan infrastruktur ini tak pernah ada, karena hal yang sensitif dan membuat pihak lain bisa tersinggung.
Padahal, membangun infrastruktur dan pemerataan ekonomi di daerah luar pulau Jawa, menurut Isran, bisa memperkuat perekonomian Negara.
"Membangun Kaltim, sama dengan membangun Negara. Membangun Papua sama dengan membangun Negara," ujar Isran.
Lebih lanjut, saat ini, kesenjangan antar wilayah di Indonesia semakin lebar. Namun, bila pembangunan infra dan suprastruktur ekonomi dilakukan secara adil setiap wilayah, maka perekonomian Indonesia semakin baik.
Sementara itu, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Kaltim, Muhamad Nur mengatakan perkiraan pertumbuhan ekonomi Kaltim tahun 2019 dan 2020 akan lebih tinggi.
"Di tahun 2018, pertumbuhan ekonomi Kaltim, kita prediksi di luar perkiraan. Karena di triwulan I, II dan III tahun itu tumbuhnya dibawah 2%, namun di triwulan IV ternyata cukup tinggi sehingga bisa mencapai 2,67%," kata Nur.
Dikatakan Muhamad Nur, potensi ekonomi Kaltim di luar sektor pertambangan yang bisa dikembangkan adalah pariwisata. Kaltim miliki potensi besar objek wisatanya terutama di kepulauan Derawan. Selain itu, potensi ekonomi lainnya adalah sektor pertanian dan perkebunan. (mym)