SANGATTA–Sebagian kontraktor di Kutai Timur (Kutim) ternyata masih waswas. Meski sudah diberi janji manis akan dibayar pada Februari, ternyata utang pekerjaan senilai miliaran rupiah yang telah dikerjakan pada 2016–2017 tak kunjung cair. Hal tersebut diungkapkan Koordinator Kontraktor Kutim Rusdi kepada Kaltim Post, beberapa hari lalu.
“Belum ada cair kerjaan kami. Saya tahu, pemkab sudah janjikan bahwa pekerjaan beberapa kontraktor di tahun anggaran 2016–2017 akan dibayar pada Februari. Tapi apa daya, meski sudah dilakukan MoU, tak juga ada kabar angin segar," ujar mantan ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kutim itu.
Sebelumnya, pada awal Januari Pemkab Kutim melalui Bupati Ismunandar dan Wakil Bupati Kasmidi Bulang serta Sekkab Irawansyah melakukan kesepakatan dengan kontraktor di Kutim. Isi surat yang ditandatangani, poin utamanya adalah proyek pihak ketiga tahun anggaran 2016–2017 yang belum lunas, akan dibayar melalui tahun anggaran 2019.
Sedangkan utang tahun anggaran 2018 akan diselesaikan setelahnya, dijanjikan tuntas pada semester awal 2019. Pada pertengahan Februari, Ismunandar dan Kasmidi melakukan rotasi 224 jabatan di lingkungan Pemkab Kutim. Guna meningkatkan kinerja lebih baik.
Rusdi menilai, hal itu sangat bagus, karena berpengaruh pada kinerja pelayanan dan administrasi. Diharap berdampak pada kontraktor. Dia pun kembali bersuara, saat ini masih banyak staf Pemkab Kutim yang perlu dievaluasi. "Untuk perbaikan pelayanan, dan kinerja harus ditingkatkan," papar Rusdi.
Perlu diketahui, utang Pemkab Kutim tahun anggaran 2016–2017 tercatat sekira Rp 300 miliar. Namun, Pemkab Kutim telah melakukan pembayaran utang tahun anggaran 2016–2017 secara simbolis di hadapan jajaran kontraktor senilai Rp 32,04 miliar pada 18 Februari 2019.
"Itu hanya sebagian. Tidak semuanya dibayar," ujar Rusdi menanggapi pembayaran utang simbolis pada 18 Februari tersebut. (mon/kri/k8)