TANA PASER – Lampu penerangan jalan umum (PJU) di Kabupaten Paser masih sering padam di malam hari dan dikeluhkan para pengendara jalan karena gelap gulita. Tidak hanya di ibu kota Tanah Grogot dan sekitarnya, di kecamatan lain pun demikian. Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Paser Inayatullah didampingi Kasi Sarana Prasaran Juhaeni menuturkan, sejumlah kendala harus dihadapi para personel di lapangan.
Dengan jumlah hampir 9.000 PJU di sepuluh kecamatan dan 139 desa di Paser, fasilitas itu tidak sebanding dengan jumlah personel yang ada di Dishub Paser. “Hanya ada 8 petugas di satu kabupaten ini, masih sangat kekurangan. Sehingga tidak bisa menghandel seluruh wilayah secepatnya jika ada pemeliharaan atau pun kerusakan,” kata Juhaeni belum lama ini.
Khusus di Tanah Grogot sudah 2.900 PJU. Sementara untuk menambah personel misal dari Pegawai Tidak Tetap (PTT) sudah jelas tidak diperbolehkan lagi. Menunggu ada PNS baru pun butuh waktu. Ditanya berapa anggaran pemeliharaan dan biaya listrik PJU ini, Juhaeni mengatakan, tiap kecamatan bervariasi. Per tahun sekitar Rp 9 juta ke atas. Itu dinilai masih sangat kurang.
“ Kita selalu mengusulkan sesuai perencanaan untuk , namun tidak bisa berharap itu semuanya disetujui,” ujarnya. Sedangkan pembayarannya tiap bulan untuk seluruh PJU, dikisaran Rp 220 juta sampai Rp 250 juta. Beberapa kecamatan seperti kecamatan masih ada yang terkena tarif flat, sehingga itu menyebabkan pembengkakan tagihan. Jika di total, tiap tahun di kisaran Rp 3,5 miliar untuk pembayaran tagihan listrik PJU.
Sementara jika mengandalkan PJU yang memakai sumber daya tenaga surya atau matahari, diakui lebih hemat tiap bulan tak ada tagihan. Namun usia PJU tersebut yang jarang bertahan lama. Maksimal satu tahun sudah harus diganti. Ditambah spare part-nya cukup sulit jika pemeliharaan. Mayoritas PJU tenaga surya bersumber dari pemberian dana APBN. (/jib)