SENDAWAR–Pendampingan usaha masyarakat kampung kedatangan oleh perusahaan tambang di Kutai Barat (Kubar) belum optimal. Kampung yang dikategorikan berhasil masih minim. Pasalnya, hanya sebagian kecil perusahaan tambang melakukan pendampingan dengan serius.
Belum lagi perusahaan perkebunan sawit. Padahal, keberadaan perusahaan-perusahaan itu tidak saja mengeruk sumber daya alam, tapi juga akan meninggalkan lahan yang sulit dipulihkan nantinya. Dinas Pertanian (Distan) Kubar mencatat baru dua perusahaan tambang yang berhasil membina usaha masyarakat sekitar tambang.
Yakni, di Kampung Muara Begai, Kecamatan Muara Lawa. Di bawah binaan PT Trubaindo Coal Mining. Kemudian, PT Gunung Bayan Pratama Coal di Kampung Muhur Kecamatan Siluq Ngurai. Kedua kampung tersebut berhasil budi daya peternakan sapi.
“Kalau di Kampung Muhur sudah mencapai 83 sapi yang berhasil dibudidayakan. Terbanyak di Kampung Muara Begai mencapai 300 ekor. Satu kepala keluarga sudah ada yang memelihara sampai 13 sapi," ungkap Sapriansyah, kabid Peternakan Distan Kubar, kemarin.
Pengembangan sapi pascatambang oleh kedua perusahaan, kata dia, sudah terbilang sukses. Hal itu menurut dia, harus diikuti perusahaan lain sebagai program CSR atau tanggung jawab sosial perusahaan DI Kubar. Menurut Sapriansyah, kepedulian PT TCM tidak saja peternakan melainkan juga perikanan dan pertanian.
"Kalau begini masyarakat akan sangat senang. Ada usaha tambahan ketika tambang berakhir nanti," katanya. Apalagi soal sapi, di Kubar memerlukan pasokan yang sangat banyak. Karena kebutuhan akan daging sapi cukup tinggi. Apalagi selama ini daging sapi dan beras banyak didatangkan dari luar daerah.
Lain halnya dialami warga Kampung Muara Beloan, Kecamatan Muara Pahu. Meski berada di wilayah binaan perusahaan tambang dan perkebunan, namun tidak mendapatkan pembinaan yang memadai. Padahal dampaknya sudah sangat dirasakan. Lahan perikanan menjadi alih fungsi lahan sawit dan jalan hauling tambang. "Kampung kami sangat tertinggal. Bantuan air bersih dari perusahaan juga tidak jalan," kata Nanti, warga Muara Beloan. (rud/kri/k8)