SENDAWAR- Meski negara ini sudah merdeka, namun keterisolasian warga di Kampung Muara Beloan, Kecamatan Muara Pahu, Kutai Barat (Kubar) masih dirasakan. Padahal salah satu kampung penghasil ikan terbesar di bumi Tanaa Purai Ngeriman hanya berjarak sekitar 30 kilometer dari ibukota kabupaten.
Lantas kapankah penderitaan ini berakhir. Meski Pemkab Kubar yang sudah berdiri atau memasuki tahun ke-19 pada 2019 ini. Atau sudah tiga kali berganti Bupati Kubar. Sudah beberapa warga meninggal dunia di jalan, saat akan dirujuk ke rumah sakit. Bahkan ada yang mengalami kecelakaan.
Karena lamanya perjalanan di medan yang berat. Apakah menunggu puluhan korban warga meninggal dunia lagi baru pemerintah tergerak hatinya. Celakalah.
Pemerintah mestinya tidak rugi. Membangun akses ke kampung hasil pemekaran Kampung Tanjung Laong Kecamatan Muara Pahu ini. Akses 9 kilometer dari jalan hauling PT Teguh Sinar Abadi (TSA) terkoneksi Kampung Baru Kecamatan Muara Pahu. Sempat jalan ini banyak dilintasi warga Muara Pahu dan Kecamatan Penyinggahan. Lebih dekat ke ibukota kabupaten ketimbang jalan trans Kalimantan memutar jauh.
Akses ini pun terkoneksi ke Kampung Rambayan Kecamatan Mook Manaar Bulatn. "Kami sudah capek pak memohon perbaikan jalan tapi tak kunjung ada kegiatan di lapangan," kata Edy dan M Ferry selaku warga serta tokoh pemuda Muara Beloan. Hal senada dikatakan sejumlah tokoh masyarakat lainnya. "Intinya jalan mohon diperhatikan," kata Ali ketua RT 1 Kampung Muara Beloan.
Jalan 9 kilometer itu rendah. Kerap terendam air. Jika hujan jalan jadi bubur. Tidak bisa dilintasi roda empat. Kecuali roda dua. Itupun berjibaku lumpur. Kerap juga sepeda motor ditinggal di hutan. Cara ini pun sudah beberapa kali sepeda motor warga hilang. Dilanjutkan jalan kaki hingga ke kampung. Musim banjir. Perahu ketinting menjadi alternatif.
Hindari banjir setiap tahun. Warga berharap agar jalan ditingkatkan di jalan 9 kilometer tersebut. Minimal 2 sampai 4 meter. "Kalau sudah tinggi seperti ini meski banjir warga masih bisa menuju ke perkampungan. Kami sangat memohon pemkab dan pemerintah provinsi maupun pusat memperhatikan kami," harap warga. Hasil penjualan ikan pun menjadi masalah dan murah akibat akses jalan sulit.
Wakil Bupati Kubar Edyanto Arkan sempat prihatin kondisi ini. Bahkan harus merasakan rusaknya jalan rusak. Namun karena jalan banjir. Sebagian menggunakan kendaraan dilanjutkan perahu ketinting. "Camat Muara Pahu harus turun ke jalan bersama aparat kampung untuk mendata berapa meter jalan yang rusak dan ditingkatkan," kata Wabup, saat menghadiri acara keagamaan di Muara Beloan, belum lama ini. Agar hasil pendataan jalan itu diusulkan pada Musyawarah rencana pembangunan (Musrenbang) kabupaten.
Terpisah, Camat Muara Pahu Suhamdi mengatakan telah mengusulkan pada Musrenbang 2019. Diharapkan 2020 ada peningkatan jalan tersebut. Sebagai jangka pendek perusahaan diminta peduli. "Saya juga sudah meminta PT TSA peduli memperbaiki jalan ke Muara Beloan. Jangan ada alasan alat berat rusak atau menunggu kemarau. Kalau sudah kemarau ada alasan lagi menunggu alat berat diperbaiki. Kalau begini kapan diperbaikinya," kata Suhamdi.(rud)