BANJIR di Samarinda memang semakin surut. Lalu lintas berangsur-angsur normal. Namun, untuk daerah lain, seperti di Mahakam Ulu (Mahulu) dan Penajam Paser Utara (PPU), banjir masih tinggi. Kondisi itu membuat pemerintah dituntut untuk bergerak cepat dan memikirkan banjir jangka panjang tersebut.
Kepala Seksi Penanggulangan Bencana Pengembangan Kerja Sama Kemitraan dan Kelembagaan Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Mahulu, Papilus Panyu, menyebut kondisi di Kecamatan Laham dan Kecamatan Long Hubung masih terendam banjir. “Tapi sampai hari ini (kemarin) ketinggian air semakin menurun,” tuturnya, kemarin (15/6).
Banjir di Mahulu terjadi sejak Rabu (12/6). Bahkan, ketinggian air sempat mencapai 4 meter. Namun berangsur menurun hingga sekarang sekitar 1 meter. Pusat kota Mahulu, daerah Ujoh Bilang juga ikut terendam. “Di beberapa kawasan kendaraan roda dua atau empat belum bisa melintas. Jadi, transportasi darurat menggunakan perahu,” ujar Panyu.
Sejauh ini, tim relawan yang beraktivitas fokus mengevakuasi warga ke titik-titik yang menjadi tempat pengungsian. Untuk pengungsian, terbagi menjadi tiga titik yang lokasinya tidak terlalu jauh. Di masjid, lamin adat, dan satu lagi memanfaatkan rumah warga.
Sementara itu, di PPU tepatnya di Kecamatan Sepaku, banjir melanda kawasan sekitar. Ketinggian air beragam. Mulai 40 sentimeter hingga 80 sentimeter. Menurut data Pusdalops Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) PPU, desa yang terendam banjir yakni Desa Karang Jinawi, RT 1, 2, 3, 4, 5, 6, dan 8. Sementara itu, di Desa Sukaraja terjadi di RT 25. Daerah lain yang terendam adalah di Kelurahan Sepaku RT 1 dan RT 2. (*/dra/rom/k8)