• Senin, 22 Desember 2025

Belajar Tatap Muka Dimulai Januari

Photo Author
- Selasa, 17 November 2020 | 09:27 WIB
RAPAT KERJA: Rusman Yaqub didampingi Fitri Maisyaroh, memimpin rapat kerja Komisi IV dengan seluruh kepala cabang Dinas Pendidikan Kaltim, Kamis (12/11).
RAPAT KERJA: Rusman Yaqub didampingi Fitri Maisyaroh, memimpin rapat kerja Komisi IV dengan seluruh kepala cabang Dinas Pendidikan Kaltim, Kamis (12/11).

-
 

Ketua Komisi IV DPRD Kaltim Rusman Yaqub menegaskan bahwa  Januari 2021, belajar tatap muka akan mulai diberlakukan di seluruh sekolah di Kaltim. Hal itu ditegaskannya usai memimpin rapat kerja Komisi IV dengan seluruh kepala cabang Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kaltim.

 

SAMARINDA – Rapat kerja Komisi IV tersebut dihadiri Ikatan Dokter Anak Indonesia Kaltim, LSM Penggiat Pendidikan, Forum Musyawarah Kerja Kepala Sekolah SMA/SMK Kaltim, PGRI Kaltim, LPMP Kaltim, danForum Guru Honorer Kaltim, Kamis (12/11). Adapun sistem yang nantinya diberlakukan mengkombinasikan antara tatap muka dan daring.

Ia mencontohkan, dalam satu kelas terdapat 20 siswa maka 10 orang di hari pertama tatap muka. Sedangkan  10 orang lainya daring, dan di hari kedua berlaku sebaliknya. Ada sejumlah kelemahan yang ditimbulkan apabila pembelajaran daring diberlakukan dalam jangka panjang, seperti akan kehilangan imunitas social, bahkan cenderung anti sosial karena anak menjadi lebih asyik menggunakan gadget.

“Kondisi ini kalau terus dibiarkan bisa melahirkan generasi yang acuh tak acuh dengan lingkungannya, ini berbahaya,” tuturnya. Selain itu, akan kehilangan momentum dalam membangun dan membentuk karakter anak didik. “Tentu berbeda ketika interaksi langsung antara pengajar dengan peserta didik sebab ada ikatan emosional yang terbangun,” sebutnya.

Potensi anak putus sekolah juga lebih besar karena ditengah himpitan persoalan ekonomi keluarga menimbulkan segala kemungkinan seperti orang tua yang meminta anaknya untuk membantu mencari nafkah atau anak yang berinisiatif karena melihat kondisi keluarga.

Tidak hanya itu, pembelajaran daring secara terus menerus juga bisa menyebabkan terjadinya kekerasan dalam rumah tangga. Hal ini didasarkan karena tidak semua orang tua siap menjadi guru kepada anaknya sendiri.

Persoalan lain seperti sarana prasarana infrastruktur informasi dan teknologi belum merata di Kaltim. Pada akhirnya sistem daring tidak bisa diterapkan secara maksimal. “Mereka yang tinggal di pedesaan dan pedalaman paling terkena dampaknya karena jaringan telekomunikasi belum sepenuhnya terpenuhi,” katanya. (adv/hms4/kri)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X