Ketua Komisi IV DPRD Kaltim Rusman Yaqub menegaskan bahwa Januari 2021, belajar tatap muka akan mulai diberlakukan di seluruh sekolah di Kaltim. Hal itu ditegaskannya usai memimpin rapat kerja Komisi IV dengan seluruh kepala cabang Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kaltim.
SAMARINDA – Rapat kerja Komisi IV tersebut dihadiri Ikatan Dokter Anak Indonesia Kaltim, LSM Penggiat Pendidikan, Forum Musyawarah Kerja Kepala Sekolah SMA/SMK Kaltim, PGRI Kaltim, LPMP Kaltim, danForum Guru Honorer Kaltim, Kamis (12/11). Adapun sistem yang nantinya diberlakukan mengkombinasikan antara tatap muka dan daring.
Ia mencontohkan, dalam satu kelas terdapat 20 siswa maka 10 orang di hari pertama tatap muka. Sedangkan 10 orang lainya daring, dan di hari kedua berlaku sebaliknya. Ada sejumlah kelemahan yang ditimbulkan apabila pembelajaran daring diberlakukan dalam jangka panjang, seperti akan kehilangan imunitas social, bahkan cenderung anti sosial karena anak menjadi lebih asyik menggunakan gadget.
“Kondisi ini kalau terus dibiarkan bisa melahirkan generasi yang acuh tak acuh dengan lingkungannya, ini berbahaya,” tuturnya. Selain itu, akan kehilangan momentum dalam membangun dan membentuk karakter anak didik. “Tentu berbeda ketika interaksi langsung antara pengajar dengan peserta didik sebab ada ikatan emosional yang terbangun,” sebutnya.
Potensi anak putus sekolah juga lebih besar karena ditengah himpitan persoalan ekonomi keluarga menimbulkan segala kemungkinan seperti orang tua yang meminta anaknya untuk membantu mencari nafkah atau anak yang berinisiatif karena melihat kondisi keluarga.
Tidak hanya itu, pembelajaran daring secara terus menerus juga bisa menyebabkan terjadinya kekerasan dalam rumah tangga. Hal ini didasarkan karena tidak semua orang tua siap menjadi guru kepada anaknya sendiri.
Persoalan lain seperti sarana prasarana infrastruktur informasi dan teknologi belum merata di Kaltim. Pada akhirnya sistem daring tidak bisa diterapkan secara maksimal. “Mereka yang tinggal di pedesaan dan pedalaman paling terkena dampaknya karena jaringan telekomunikasi belum sepenuhnya terpenuhi,” katanya. (adv/hms4/kri)