BALIKPAPAN – Tim DKK Balikpapan terus memantau kegiatan simulasi PTM setiap hari di sekolah. Terutama dalam persoalan aspek kesehatan. Dalam kegiatan pemantauan simulasi, turut diimbau agar siswa selama berada di sekolah tetap selalu ingat pesan ibu di rumah.
Siswa harus menerapkan 3M yakni menjaga jarak, memakai masker, dan mencuci tangan. Misalnya terus memakai masker dan tidak boleh dibuka, kecuali saat makan. Kemudian berpesan agar siswa langsung melapor kepada guru ketika merasa sakit. Ada beberapa hasil evaluasi dari pantauan simulasi PTM SD.
Hal yang menjadi perhatian lebih terutama ketika siswa keluar dari sekolah. Bagaimana mereka tetap sadar dan mematuhi protokol kesehatan. “Waktu pulang harus diperhatikan, keluar sekolah anak-anak seperti merasa bebas. Ada yang langsung buka masker,” kata Kepala DKK Balikpapan Andi Sri Juliarty.
Tak kalah penting memberikan edukasi kepada orangtua agar tidak menciptakan kerumunan di depan gerbang. Baik saat mengantar atau menjemput siswa pulang sekolah. “Harus ada edukasi lagi. Sehingga orangtua yang menunggu juga tidak berkerumun,” ungkapnya.
Dio berpesan, apabila ada siswa yang dipulangkan karena sakit. Maka sekolah bisa membuat catatan. Nantinya informasi siswa yang sakit bisa langsung disampaikan kepada puskesmas wilayah. Sehingga pihaknya bisa segera follow up kondisi siswa yang sakit melalui puskesmas.
“Mungkin saat pemeriksaan dengan thermogun, ternyata ada siswa yang memiliki suhu tubuh tinggi dan dipulangkan. Tolong dicatat dan segera infokan ke puskesmas,” bebernya. Dio mengatakan, saat ini pihaknya terus memantau kondisi guru dan tenaga kependidikan yang menjalani pemeriksaan.
Ada pun dari 2.969 orang yang menjalani rapid test, hasil tes reaktif sebanyak 409 orang. Kemudian hingga Rabu pekan lalu (16/12), total yang telah terkonfirmasi positif sebanyak 7 orang. “326 orang sudah dinyatakan negatif. Saat ini sisanya masih terus berproses pemeriksaan dan menunggu hasil,” ucapnya.
Mereka yang positif ini berstatus guru SMP dan SD, baik negeri dan swasta. Dio menjelaskan, masyarakat tidak perlu khawatir terkait guru yang berstatus positif. Sebab sejak hasil rapid test dinyatakan reaktif, guru sudah diminta isolasi mandiri. Jadi mereka dipastikan tidak sempat ikut simulasi.
“Begitu hasilnya positif, kepala dinas pendidikan langsung menunda aktivitas sekolah tersebut,” tuturnya. Sementara itu, Kepala SD 006 Balikpapan Tengah Sahadat mengatakan, total yang menjalani rapid test di sekolah ini sebanyak 26 orang. Mereka terdiri dari guru, tenaga kependidikan, petugas kebersihan, hingga satpam.
“Ternyata yang reaktif ada 4 orang dan mereka masih menunggu hasil swab test,” ucapnya. Sementara itu, Kepala SD 001 Balikpapan Kota Windu Gunawan menuturkan, total siswa sebanyak 783 orang. Ada pun 568 orang setuju untuk ikut simulasi PTM.
Sebagai penyedia layanan pendidikan, kami siapkan saja baik yang memilih belajar daring atau PTM. “Pembelajaran jarak jauh tetap kita fasilitasi, materi tetap berjalan tidak ada kendala,” katanya. Pihaknya telah mengikuti standar Disdikbud dan surat keputusan bersama (SKB) empat menteri.
“Jadi enam kriteria sudah terpenuhi. Sanitasi, koordinasi dengan puskesmas, daftar riwayat siswa dan orangtua, guru ikut rapid test, dan sebagainya,” bebernya. Dia menjelaskan, guru akan terus fokus di kelas sampai siswa pulang. Mereka baru boleh keluar kelas saat sudah pasti telah dijemput orangtua.
“Jadi pada saat orangtua sudah hubungi guru atau anaknya, kalau mereka sudah menunggu di luar sekolah. Saat itu anak-anak baru keluar kelas. Jadi pulangnya tidak berbarengan,” ungkapnya. Ada kekurangan hanya penggunaan masker scuba, sekolah sudah antisipasi dengan menyiapkan cadangan. (gel)