SANGATTA - Tidak adanya tempat sampah memang selalu memicu dampak lingkungan. Bahkan gangguan itu jelas membuat warga merasa tidak nyaman. Seperti yang terjadi di Desa Senyiur Kecamatan Muara Ancalong, Kutai Timur.
Banjir yang terjadi nyaris sepekan ini menenggelamkan banyak rumah. Ketinggian volume air rata-rata mencapai 1 hingga 2 meter. Kondisi ini membuat sampah yang awalnya tertumpuk di sembarang tempat menjadi mengapung. Sudah seperti lautan sampah.
Hal itu membuat masyarakat setempat kebingungan. Inisiatif akhirnya menggugah kelompok pemuda Desa Senyiur untuk membersihkan sampah-sampah ini. Hasilnya, tiga kali unit mobil pick up berhasil memboyong tumpukan sampah untuk dibakar.
Namun proses pembakaran itu belum bisa dilakukan, mengingat banjir masih mengelilingi kecamatan ini. Sehingga, sampah-sampah ini masih dikumpulkan terlebih dahulu oleh kelompok pemuda itu. Seperti yang dijelaskan Ozy, hal ini dilakukan semata rasa peduli pemuda pada kondisi kampung yang kian parah.
"Sampah yang dikumpulkan sebanyak tiga mobil pickup atau 40 kantong plastik besar," ungkapnya pada Senin (24/5).
Kenaikan volume air disebabkan oleh tumpukan sampah yang menyebar di seluruh titik desa. Pasalnya, di kawasan ini, menurut ia tidak memiliki tempat pembuangan sementara atau tempat pembuangan akhir. Hingga selalu mencemari lingkungan termasuk menyebabkan polusi udara.
“Makanya warga membuang sampah sembarangan. Saat banjir banyak sampah plastik mengambang di permukaan air. Itu lah yang memperparah keadaan," tandasnya.
Lebih lanjut, ia menyebut jika kelalaian ini telah terjadi selama bertahun-tahun. Minimnya kesadaran warga didukung dengan tidak tersedianya sarana tempat pembuangan. Dirinya menegaskan jika kegiatan pungut sampah akan terus berlanjut hingga perhatian pemerintah setempat mulai menyentuh.
Untuk itu, pihaknya berharap pemerintah dapat memerhatikan kebutuhan warga yang dianggap skala prioritas. Mengingat, pengajuan usulan ini telah dilakukan saat pelaksanaan Musrenbang. Hanya saja, hingga saat ini tak kunjung dikabulkan. Jika kondisi ini dibiarkan, menurutkan akan semakin mencemari air bersih, karena pusat pembuangan sampah selama ini langsung ke sungai. (*/la/ind)