• Senin, 22 Desember 2025

Puluhan Babi Mati Terserang Virus Demam Babi Afrika, Ini Kata Distanak ...

Photo Author
- Selasa, 25 Mei 2021 | 11:18 WIB
UJI SAMPEL: Tim dari Distanak Berau dan Balai Veteriner Banjarbaru meninjau lokasi kandang peternakan babi di Maluang dan Paribau.
UJI SAMPEL: Tim dari Distanak Berau dan Balai Veteriner Banjarbaru meninjau lokasi kandang peternakan babi di Maluang dan Paribau.

TANJUNG REDEB–Puluhan babi di Kampung Maluang dan Paribau, Kecamatan Gunung Tabur, positif terserang virus African swine fever (ASF) atau biasa disebut Demam Babi Afrika. Dan menyebabkan kematian secara massal sejak 10 Mei lalu.

Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Berau Mustakim Suharjana mengatakan, diagnosis tersebut didapat setelah pihaknya melakukan uji sampel darah dan organ dari babi yang mati tersebut. Uji sampel sendiri dilakukan oleh  Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kaltim dengan Balai Veteriner Banjarbaru, Kalimantan Selatan.

“Dari catatan Distanak, terhitung total ada 78 babi yang mati dari jumlah populasi 680 ekor,” jelasnya, Senin (24/5).

Dia mengatakan, ini merupakan kasus pertama yang terjadi di Berau. Sebelumnya kasus ini pernah terjadi di Sumatra Utara beberapa waktu lalu. Ia mengatakan, pengujian ini bisa dipastikan 100 persen benar, karena menggunakan metode PCR bukan Serologis. “Kan dugaan awal Hoac Cholera, ternyata bukan,” katanya.

Dia melanjutkan, untuk menghentikan penularan, pihaknya mengambil langkah stamping out atau mengeliminasi keseluruhan ternak warga tersebut. Jika tetap disatukan, dikhawatirkan, penularan akan semakin masif.

"Karena ini kebanyakan milik pribadi, perlu ada negosiasi terlebih dulu dengan masyarakat tapi dalam perkembangannya saat minggu lalu kita periksa masih ada beberapa yang hidup," katanya.

Lebih lanjut, langkah-langkah dari dinas itu melakukan desinfeksi dan itu juga sudah dilakukan. Kandang-kandang sudah disemprot agar tidak menyebar ke populasi babi yang lain, karena penyakit ini menimbulkan kerugian ekonomi yang cukup besar bagi peternak.

Dia mengatakan, penyebab ternak tersebut terpapar diduga karena, sistem sanitasi yang kurang baik, sehingga menyebabkan bakteri berkembang biak dan menulari ternak tersebut. “Kerugian warga mencapai puluhan juta,” jelasnya.

Namun, Mustakim memastikan, virus tersebut tidak dapat menular ke manusia. Namun, untuk mengantisipasi hal yang tidak diinginkan, Mustakim meminta warga jika hendak ke kandang agar menggunakan masker, sarung tangan dan sepatu bot.

“Jadi penyakit hewan menular biasa bukan kategori penyakit zoonosis atau penyakit dari hewan yang bisa menular ke manusia," pungkasnya.

Sebelumnya diberitakan, sebanyak 62 babi dari peternak di Kampung Paribau dan Maluang mati secara massal. Menurut Sekretaris Kampung Maluang Agus mengatakan, penuturan dari pemilik ternak di RT 5, babi mereka tidak mau makan, dan setelah beberapa hari, ditemukan puluhan babi sudah mati. Pihaknya mengaku langsung melaporkan kejadian tersebut ke Distanak Berau. (hmd/ind/k8)

 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X