Hijrahnya aparatur sipil negara ke pusat pemerintah yang baru nanti menjadi peluang mengeruk rupiah di sektor hunian. Meski dengan porsi mini, pengusaha lokal berharap tetap kecipratan.
SAMARINDA – Jalan menuju ibu kota negara (IKN) di Kaltim memang masih panjang. Namun, IKN menjadi semangat untuk para pengembang perumahan lokal. Setidaknya untuk pegawai saja akan membutuhkan 320 ribu rumah atau lebih, sehingga pelaku usaha harus bisa mempersiapkan itu.
Ketua Dewan Pengurus Daerah Real Estate Indonesia (DPD-REI) Kaltim Bagus Susetyo mengatakan, IKN memang harus dijadikan semangat bagi pengembang lokal. Nantinya jika sudah terlaksana, setidaknya akan dipindahkan 1,5 juta aparatur sipil negara (ASN) dari pemerintah pusat, yang pasti memerlukan hunian. Setidaknya akan membutuhkan 320 ribu rumah untuk menunjang itu. Namun, potensi penyediaan rumah prosesnya masih lama.
“Tapi kami berharap saat pembangunan IKN, seluruh pelaku pembangunan bisa bermukim di Samarinda dan Balikpapan,” katanya, Rabu (30/6).
Sebab, pembukaan kawasan baru di sekitar IKN tak mudah. Dibutuhkan kesediaan listrik dan air. Sementara kedua kota ini sudah lengkap, apalagi kedua kota ini ditunjang dengan adanya tol.
Ketersediaan jalan tol akan memudahkan pelaku pembangunan hilir mudik menuju kawasan IKN, sehingga pihaknya berharap, dengan banyaknya yang tinggal di Samarinda dan Balikpapan, bisnis properti bisa sedikit meningkat.
Dua kota ini banyak menyediakan perumahan dan apartemen, sehingga diyakini lebih baik daripada membuka kawasan baru. Akan tetapi, yang jelas, dengan dipilihkan Kaltim sebagai IKN, para pengembang harus memanfaatkan momen.
Terdapat 60 pengembang aktif di bawah naungan DPD-REI Kaltim. Tersebar di Balikpapan, Samarinda, Bontang, dan Sangatta. Para pengembang itu dapat memanfaatkan peluang pembangunan puluhan ribu perumahan di sekitar kawasan IKN.
Pengembang lokal harus sudah bersiap sejak saat ini. Mulai permodalan hingga lokasi-lokasi strategis mesti disiapkan. Hal itu agar jika ada aturan pendukung, untuk pelaku usaha lokal berkontribusi maka semuanya sudah siap. Pihaknya berharap pelaku usaha lokal tidak menjadi penonton saat daerahnya dikunjungi banyak orang.
“Kami berharap pengembang lokal bisa diberikan cipratan proyek. Minimal untuk hunian kecil, jadi kita pengusaha lokal memiliki porsi sendiri,” pungkasnya. (ctr/dwi/k16)