BALIKPAPAN–Jalan Tol Balikpapan-Samarinda (Balsam) yang terdiri dari lima seksi dengan total panjang 99,55 kilometer, akan beroperasi penuh. Presiden Joko Widodo dijadwalkan secara langsung meresmikan integrasi tol yang “terputus” selama hampir dua tahun itu.
Untuk diketahui, tiga ruas Tol Balsam, yakni Seksi 2, Seksi 3, dan Seksi 4 yang menghubungkan Samboja, Kabupaten Kutai Kartanegara dengan Kota Samarinda, diresmikan penggunaannya oleh presiden pada 17 Desember 2019. Peresmian dilaksanakan di Gerbang Tol Samboja di Seksi 2. Sementara itu, Seksi 1 dan Seksi 5 yang berada di Kota Balikpapan, juga telah selesai dibangun.
Ruas tol ini dilengkapi dua pintu. Yakni, Gerbang Tol Manggar di Seksi 5 dan Gerbang Tol Karang Joang di Kilometer 13, Jalan Soekarno-Hatta. Terkait jadwal peresmian yang diagendakan Selasa (24/8).
Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Danang Parikesit menyampaikan, pihaknya mengikuti instruksi presiden dan menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
Lanjut dia, operasional Seksi 1 dan Seksi 5 Tol Balsam memang tinggal menunggu waktu karena sertifikat laik operasi atau SLO sudah diterbitkan Dirjen Bina Marga Kementerian PUPR. “Ditunggu saja. Saat peresmian pasti sudah terbit SLO dan SK (surat keputusan) operasinya,” kata pria berkacamata ini. Danang juga belum bisa memastikan, apakah setelah Seksi 1 dan Seksi 5 diresmikan, akan diuji coba tanpa tarif seperti halnya operasional Seksi 2, 3, dan 4, yang tidak dikenakan tarif sekira 6 bulan. “Dalam SK, penarifan ada pengaturannya,” jelas dia.
Sementara itu, Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Kaltim Junaidi menuturkan, dari kajian yang disusun, Tol Balsam akan terintegrasi dengan Jembatan Pulau Balang. Direktorat Jenderal (Ditjen) Bina Marga Kementerian PUPR berencana membangun jaringan jalan melalui dua proyek strategis nasional (PSN) itu. Sehingga bisa terhubung langsung dengan calon ibu kota negara (IKN) baru di Kecamatan Sepaku, Penajam Paser Utara (PPU) dan Kecamatan Samboja, Kutai Kartanegara (Kukar).
Junaidi mengatakan, dalam waktu dekat, Ditjen Bina Marga Kementerian PUPR akan membuat tol baru dari Karang Joang (Seksi 1 Tol Balsam) dan akan tembus menuju Jembatan Pulau Balang. Selanjutnya, dari Jembatan Pulau Balang yang dibangun di atas Teluk Balikpapan, jalan tol diteruskan langsung menuju ke Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) IKN baru di Kecamatan Sepaku. “Ini mudah-mudahan ke depan bisa dilaksanakan. Dan saya akan izin ke Pak Gubernur (Kaltim) dan Pak Wali Kota (Balikpapan),” kata Junaidi.
Untuk mempercepat pembangunan tol baru itu, akan dibentuk tim khusus. Menurut dia, tim khusus itu penting berkaca dari pembangunan Tol Balsam, yang hingga kini masih menyisakan permasalahan lahan. Akibat sengketa kepemilikan masyarakat dan berada di kawasan hutan lindung. “Mungkin kami akan bentuk ‘pasukan cepat’. Tim yang terintegrasi untuk pembangun tol baru ini. Karena, kadang-kadang untuk bisa berkumpul dalam suasana Covid-19, sangatlah susah,” bebernya.
Sebelum adanya rencana pembangunan tol baru dari Karang Joang menuju Jembatan Pulau Balang dan tembus ke calon IKN baru, Ditjen Bina Marga Kementerian PUPR sempat menyusun kajian alternatif tol. Di mana, ada tiga ruas tol yang sebelumnya dikaji. Alternatif pertama, menggunakan trase ruas jalan provinsi sepanjang 7,4 kilometer. Jenis konstruksinya elevated dua lajur, kemudian dibangun overpass atau jalan layang langsung pada median jalan di atas Jalan Mulawarman, Balikpapan Timur.
Alternatif kedua, membangun jalan tol menggunakan trase tol laut sepanjang 8,1 kilometer. Rencananya, dibangun jalan lingkar pantai dengan empat lajur. Sementara alternatif ketiga, menggunakan trase shortcut atau jalan pintas ke Tol Balsam sepanjang 7,95 kilometer dengan jenis konstruksi at grade dua lajur. Akan tetapi, alternatif ketiga ini memiliki kendala lebih banyak. Karena di jalur tersebut, banyak perumahan masyarakat dan perkantoran. Sehingga akan sangat padat.
Dari ketiga alternatif tersebut, tantangan pembangunan yang paling berat adalah alternatif ketiga. Sehingga yang paling mungkin dibangun adalah tol dengan alternatif satu atau alternatif dua. “Melalui median jalan provinsi atau melalui jalur laut. Jadi langsung masuk Km 0 Tol Balsam. Lurus ke atas, shortcut ke IKN,” kata Junaidi belum lama ini. Dari alternatif tol yang sudah dikaji tersebut, pihaknya telah memprediksi panjang jalan menuju calon IKN baru.
Pada alternatif pertama, jika dihitung dari Km 0 ke Tol Balsam di Gerbang Tol Manggar, langsung ke KIPP IKN di Desa Bumi Harapan, Kecamatan Sepaku, PPU, maka panjang jalan tol mencapai 46,29 kilometer. Lalu alternatif kedua, menggunakan trase tol laut melintasi Teluk Balikpapan sepanjang 46,99 kilometer. Adapun alternatif ketiga adalah menggunakan trase shortcut atau jalan pintas melalui Tol Balsam, panjangnya 43,1 kilometer. “Inilah salah satu rekomendasi, kalau kita mau mencapai KPI atau waktu tempuh minimal 30 menit untuk sampai ke calon IKN. Kalau lewat jalur Samboja tidak mungkin. Karena panjangnya 76 kilometer,” tandasnya. (kip/riz/k8)