BALIKPAPAN–Penataan taman Bandara APT Pranoto Samarinda tampaknya batal dilaksanakan. Pasalnya, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) tidak mengalokasikan anggaran tahun ini. Sebelumnya, kegiatan tersebut sudah diusulkan dan disepakati masuk anggaran 2022. Penataan dianggap penting agar halaman depan Bandara APT Pranoto tidak gersang, terlihat lebih bagus dan layak menunjang keberadaan ibu kota negara (IKN) baru di Kaltim.
“Pada saat rapat sebelumnya, sudah disetujui untuk pembangunan landscape Bandara APT Pranoto. Saat ini, malah ada batching plant di sana. Bagaimana mungkin itu bandara internasional, dan sebentar lagi ada IKN, malah halaman depannya ada batching plant,” kritik anggota Komisi V DPR RI dapil Kaltim Irwan dalam rapat dengar pendapat dengan Dirjen Perhubungan Udara Kemenhub, Senin (14/2). Batching plant yang dimaksud Irwan adalah lokasi khusus pembuatan beton atau pabrik beton untuk kepentingan konstruksi proyek.
“Minta tolong Pak Dirjen, tuntaskan landscape ini. Karena juga bicara profesionalitas bandara. Termasuk juga keamanan. Kalau ada batching plant, ada debu, bisa mengganggu keamanan dan keselamatan bandara. Dan kita sudah sepakati waktu pembahasan anggaran 2022 sebelum ditetapkan. Kita sepakat untuk pembangunan landscape bandara,” ucap pria asal Kutai Timur itu. Ketua DPD Partai Demkorat Kaltim ini, turut menyoroti anggaran pengembangan Bandara Kalimarau Berau yang dianggarkan Rp 13,7 miliar pada tahun ini. Termasuk pengembangan Bandara Datah Dawai di Mahakam Ulu dan Bandara Melalan di Melak, Kutai Barat.
“Tapi saya lihat redundant (berulang) ini. Menurut saya, sejak 2020–2021 angka ini, ya paling koreksi, diubah. Misalnya tahun lalu Rp 14 miliar, tahun ini Rp 13,7 miliar. Kalau tidak terserap ya, pindah. Jangan diulang terus. Kelihatannya ada anggaran. Menyenangkan. Tetapi fisiknya tidak ada. Tidak pernah terealisasi,” tegasnya. Menurut dia, apabila anggaran pengembangan bandara di Kaltim tidak terserap, sebaiknya dialihkan pada kegiatan yang lebih bermanfaat. Seperti penataan landscape Bandara APT Pranoto.
“Kalaupun memang di bandara yang lain tidak terserap, dan selalu berulang setiap tahunnya, ya udah dibawa untuk pembangunan landscape ini saja. Itu lebih bermanfaat,” tutup Irwan. Menanggapi hal itu, Dirjen Perhubungan Udara Kemenhub Novie Riyanto Rahardjo mengatakan, penghijauan dan penataan taman Bandara APT Pranoto tetap akan dilaksanakan. Akan tetapi, pada 2022, Ditjen Perhubungan Udara Kemenhub sudah menganggarkan sangat besar untuk Bandara APT Pranoto. Yakni, sebesar Rp 100 miliar. Uang itu untuk memperbaiki fasilitas sisi udara bandara. Meliputi runway (landasan pacu), taxiway (area yang menghubungkan antara runway dan apron, berfungsi sebagai jalur pesawat berpindah dari runway ke apron atau sebaliknya), dan apron (area yang digunakan pesawat untuk parkir, mengisi bahan bakar, kegiatan pemeliharaan pesawat, serta memuat dan menurunkan penumpang maupun barang).
“Tahun 2021 juga dianggarkan untuk memperbaiki taxiway baru. Karena taxiway yang lama tidak memenuhi syarat. Kemudian untuk drainase sedang diperbaiki, dan alhamdulillah sudah selesai,” katanya. Karena itu, tahun ini Ditjen Perhubungan Udara Kemenhub masih konsentrasi menggunakan anggaran yang sangat besar untuk memperbaiki runway. Pasalnya, pada beberapa titik konstruksi runway Bandara APT Pranoto, masih memerlukan perbaikan. Agar memenuhi syarat untuk pendaratan pesawat berbadan besar. “Ini menjadi perhatian kita bersama,” pungkasnya.
Untuk diketahui, pada 2021, Ditjen Perhubungan Udara Kemenhub telah mengalokasikan anggaran untuk kegiatan pembuatan pararel dan right angle taxy way Bandara APT Pranoto Samarinda senilai Rp 88,62 miliar. Taxiway yang dibangun memiliki panjang 18 meter x 148,5 meter. Sedangkan pararel 18 meter x 607 meter. Selain pembangunan taxiway, infrastruktur lainnya yang dibiayai lewat Sukuk Negara adalah pembuatan sistem drainase Rp 69,5 miliar. (riz/k8)
RIKIP AGUSTANI
(logo ikon email) [email protected]