BALIKPAPAN–Kabupaten Paser kembali diguncang gempa Selasa (1/3) sore. Gempa tektonik bermagnitudo 4,5 itu, terjadi sekitar pukul 15.16 Wita. Episenter gempa berlokasi 46 kilometer barat laut Kabupaten Paser pada kedalaman 10 kilometer. Kepala Stasiun Geofisika Balikpapan Rasmidi menerangkan, memerhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenter, lindu di Kabupaten Paser itu merupakan jenis gempa bumi kedalaman dangkal.
Gempa diakibatkan aktivitas sesar lokal, yakni Sesar Meratus. Untuk diketahui, potensi kegempaan di Kalimantan berasal dari patahan lokal di Kalimantan. Secara umum, kondisi tektonik Kalimantan terdiri dari beberapa sesar atau patahan-patahan lokal. Yaitu, Patahan Adang, Patahan Meratus, Patahan Mangkalihat (Patahan Sangkulirang), dan Patahan Tarakan. Terdapat tiga patahan aktif.
Yakni, Patahan Meratus, Patahan Mangkalihat, dan Patahan Tarakan. Sesar-sesar tersebut memiliki panjang lebih 100 kilometer yang dapat menimbulkan gempa hingga bermagnitudo 7. Sesar mendatar Tarakan terdapat utara Kalimantan yang terbentang mulai daratan sampai ke lepas pantai. Sementara Sesar Mangkalihat yang berupa sesar mendatar, diidentifikasi di pantai timur Pulau Kalimantan. Kemudian, zona Sesar Meratus dikenali di bagian selatan Pulau Kalimantan.
Pada gempa kemarin yang diduga dari pergerakan Sesar Meratus, lindu cukup terasa di Kecamatan Batu Kajang dan Kecamatan Batu Sopang. Menurut BMKG, getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan-akan ada truk berlalu.
“Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan gempa bumi tersebut,” katanya kepada Kaltim Post.
Gempa yang terjadi kemarin, bukan kali pertama terjadi di Kabupaten Paser.
Pada 25 Oktober 1957, juga pernah terjadi gempa destruktif dengan magnitudo 6,1. Selanjutnya, pada 26 Oktober 1957, juga bermagnitudo 6,1. Kemudian, gempa kembali terjadi pada 28 Mei 1998 yang bermagnitudo 4,8. Setelah itu, pada 21 November 2009, terjadi lagi gempa dengan magnitudo 4,4. Lalu pada 25 Mei 2013, lindu tercatat bermagnitudo 4,7. Gempa lainnya pada 2 Mei 2018 dengan kekuatan 4,3 magnitudo.
“Gempa-gempa ini bersumber di Sesar Meratus. Potensinya tetap ada dan akan berulang kejadian gempa bumi itu,” kata Rasmidi. Pria yang sebelumnya menjabat kepala seksi (kasi) Data dan Informasi Stasiun Geofisika Kelas I Bandung ini menerangkan, berdasarkan peta udara, gempa yang mengguncang Kabupaten Paser berada di kawasan hutan. Dan lokasinya agak jauh dari kawasan permukiman warga. Dan berdasarkan pengamatan BMKG, setelah terjadinya gempa, belum menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan atau aftershock. Dengan adanya sesar lokal yang masih aktif ini, yakni Sesar Meratus, wilayah Kaltim masih memiliki potensinya terjadinya gempa bumi.
“Potensinya tetap ada, walaupun potensinya tidak sebesar di pantai barat Sumatra, atau selatan Jawa, Sulawesi, dan Maluku,” terang dia. Dia mengimbau masyarakat, khususnya yang berada di wilayah Kabupaten Paser dan sekitarnya agar tetap tenang. Dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. “Pastikan informasi resmi hanya bersumber dari BMKG yang disebarkan melalui kanal komunikasi resmi yang telah terverifikasi,” pungkasnya. (riz/k8)
RIKIP AGUSTANI