• Senin, 22 Desember 2025

Setelah Pandemi, Animo Umrah Tinggi

Photo Author
- Kamis, 25 Agustus 2022 | 09:52 WIB
ilustrasi
ilustrasi

INDONESIA berada di urutan ketiga negara dengan jamaah umrah terbanyak setelah absen akibat pandemi Covid-19. Kerinduan kepada Baitullah membuat jamaah berbondong-bondong ingin mengunjungi Masjidilharam di Makkah dan Masjid Nabawi di Madinah. Mengutip data dari Pusat Komunikasi Internasional (CIC) Arab Saudi, Senin (17/5), jumlah jamaah umrah dari Indonesia yang berziarah ke Masjid Nabawi selama Ramadan tahun ini sebanyak 171.898 orang.

Di Bumi Etam, Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Agama (Kemenag) Kaltim mencatat, saat pandemi melanda dan Pemerintah Arab Saudi menutup sementara wilayahnya dari kunjungan luar negeri termasuk haji dan umrah, ada 14 ribu calon jamaah umrah yang terpaksa menunda keberangkatan. Sehingga begitu musim umrah dibuka pertama kali pada April 2022 lalu, ribuan calon jamaah umrah membanjiri fasilitas keberangkatan di bandara.

“Untuk umrah di 1443 H, itu ada 5 ribu lebih jamaah asal Kaltim yang berangkat. Lalu di 1444 H yang dibuka sejak 1 Muharram (30 Juli 2022) kemarin sudah ada 1.445 jamaah yang berangkat,” terang Kabid Penyelenggara Haji dan Umrah (PHU) Kanwil Kemenag Kaltim, Ahmad Ridani, Jumat (19/8).

Ridani menegaskan, sesuai Keputusan Menteri Agama (KMA) Nomor 777 Tahun 2020 terkait biaya referensi penyelenggaraan perjalanan ibadah umrah (BPPIU) di masa pandemi ditetapkan sebesar Rp 26 juta, wajib ditaati oleh PPIU. Artinya masyarakat diminta waspada jika ada pihak-pihak yang menawarkan umrah dengan biaya lebih rendah. Sebab, saat ini semua layanan umrah sudah dihitung berdasarkan standar yang bakal dilakukan oleh biro perjalanan.

“Kami dari Kemenag selalu melakukan monitoring dan pembinaan kepada biro perjalanan. Memastikan biro perjalanan benar-benar menjamin jamaah dilayani. Khususnya masalah tiket. Pastikan tiket itu harus PP (pergi-pulang). Ini wajib, selain soal visa. Jangan sampai ada kasus jamaah tak bisa pulang,” tegas Ridani.

Lanjut dia, biro perjalanan harus memastikan perjalanan dan akomodasi yang diberikan kepada jamaah umrah aman dan sesuai ketentuan. Itu sebabnya biaya Rp 26 juta tadi menjadi jaminan jamaah. Di atas biaya itu Kemenag tidak mempersoalkan. Karena masing-masing wilayah memiliki penambahan biaya-biaya perjalanan sendiri. “Kalau kurang (dari Rp 26 juta) berarti ada sesuatu yang kurang,” lanjutnya.

Kemenag tidak menginginkan biro perjalanan umrah melakukan praktik-praktik yang dianggap riskan. Seperti melakukan subsidi silang kepada calon jamaah. Atau menalangi dulu sisa biaya umrah karena terjadinya kenaikan. Hal-hal ini, kata Ridani, sangat berpotensi merugikan jamaah setelah selesai umrah.

“Alhamdulillah di Kaltim, biro perjalanan yang di bawah binaan kami, sekitar 19 PPIU itu semua taat aturan,” ujarnya.

Selain kepada biro perjalanan, Ridani juga mengingatkan kepada calon jamaah. Dalam hal biaya yang mengalami kenaikan, dihindari untuk berutang atau menggunakan dana pihak ketiga untuk menambah biaya umrah. Sebab, salah satu syarat wajib melaksanakan haji dan umrah adalah istitaah alias mampu. Termasuk di dalamnya mampu secara finansial, sehingga jangan memaksakan berangkat jika memang belum mampu memenuhi tambahan biaya yang dibebankan kepada jamaah.

“Jangan sampai pulang umrah malah terlilit utang. Kalau memang belum mampu jangan paksakan. Dan bagi pihak-pihak yang menawarkan pinjaman, kami imbau jangan mengambil keuntungan dari ibadah ini,” jelasnya.

Banjirnya animo perjalanan ibadah ke Tanah Suci membuka lebar ceruk bisnis. Hal ini diamini Gubernur Kaltim Isran Noor belum lama ini. Menurutnya, minat jamaah asal Kaltim menunaikan ibadah umrah cukup tinggi.

Isran menyebutkan, penerbangan umrah langsung dari Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan Balikpapan ke Arab Saudi sebenarnya memungkinkan. Apalagi, fasilitas bandara ini sudah mumpuni untuk pesawat-pesawat besar yang melayani rute internasional. Karena itu, dia berharap maskapai penerbangan bisa menangkap peluang ini. "Potensi jamaah umrah sangat besar dan terus bertambah peminatnya," kata Isran.

Dalam catatan yang diketahuinya, Isran memaparkan bahwa hingga Juli 2022, sudah ada 3.700-an calon jamaah umrah. Angka ini bisa membesar seiring hasrat masyarakat berangkat ke Tanah Suci. Apalagi mereka sudah tertahan hampir dua tahun, dan pemerintah Arab Saudi sudah memberikan pelonggaran syarat perjalanan.

Isran memperkirakan, jika jumlah calon jamaah umrah sedemikian besar, perlu sepuluh pesawat berbadan lebar untuk mengangkut mereka dari Kaltim ke Saudi. Jika ada tambahan rute luar negeri itu, Isran yakin animo masyarakat untuk umrah akan lebih besar. Apalagi jika Covid-19 terus melandai. (dwi/k16)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X