-
Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda mengikuti rapat bersama Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) RI Muhadjir Effendy secara virtual di Command Center Diskominfo Samarinda pada Kamis, (16/3/2023).
Rapat tersebut dihadiri Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kaltim dan 9 kabupaten/kota lainnya. Rapat tersebut dalam rangka membahas percepatan penurunan stunting dan penghapusan kemiskinan ekstrem di kabupaten/kota provinsi Kaltim.
Menurut data yang dihimpun Kemenko PMK, Kota Samarinda memiliki tingkat kemiskinan ekstrem 0,93 dan prevalensi stunting sebesar 27,1 persen. Dari segi kemiskinan ekstrem, Kota Samarinda memiliki capaian yang baik. namun, untuk tingkat stuntingnya sendiri masih di atas angka rata-rata nasional.
Dari data P3KE sendiri, adanya persentase keluarga desil 1 berisiko stunting. Desil 1 ialah sasaran dari upaya penghapusan kemiskinan ekstrem, meliputi miskin ekstrem dan miskin (rentan miskin ekstrem). Pada keluarga desil 1 juga didapati keluarga beresiko stunting. Lebih dari keluarga desil 1 pada setiap kabupaten/kota beresiko stunting.
"Hal ini berarti bahwa penanganan kemiskinan ekstrem dan stunting saling berisian. Menyelesaikan kemiskinan ekstrem juga akan mengurangi stunting,"kata Muhadjir. Khusus di Kota Samarinda, sebanyak 62 persen keluarga desil 1 beresiko stunting. Kota Samarinda juga mengalami kenaikan 3,7 persen untuk angka stunting.
Mewakili Pemkot Samarinda, Wakil Wali Kota Samarinda Rusmadi Wongso menjabarkan capaian dan data terkait stunting dan kemiskinan ekstrem yang telah dihimpun oleh Pemkot Samarinda.
Menurut data timbang (e-ppgbm), Kota Samarinda mengalami penurunan angka bayi balita stunting dari 2021 ke 2022. Di tahun 2021, terdapat 1403 anak balita atau 10,7 persen. Namun di tahun 2022, menurunkan 1907 anak balita atau 9,8 persen.
Namun, terdapat kenaikan angka bayi balita stunting menurut data SSGI. Sebanyak 21,6 persen pada tahun 2021 dan menaik menjadi 25,3 persen pada tahun 2022.
"Saya kira ini justru menjadi semangat kita untuk lebih bekerja keras untuk lebih fokus menangani masalah stunting dan penghapusan kemiskinan. Disatu sisi untuk stunting, tapi disisi lain untuk program penghapusan kemiskinan,"ujarnya. Dengan melihat kunjungan warga ke posyandu meningkat, Pemkot Samarinda lebih optimis dalam menurunkan angka stunting maupun kemiskinan ekstrem.
"Kita fokus ke pendampingan keluarga dan kita perkuat di tingkat kelurahan. Kelurahan harus tahu persis keluarga yang berpotensi stunting dan kemiskinan ekstrem,"pungkasnya.(adv/idz)