• Senin, 22 Desember 2025

Konfrontasi AS-Iran Pakai Pihak Ketiga

Photo Author
- Kamis, 18 Januari 2024 | 09:36 WIB
DAMPAK SERANGAN: Petugas keamanan dan pemadam kebakaran di lokasi bangunan yang jadi sasaran tembak misil Iran di Arbil. (AFP)
DAMPAK SERANGAN: Petugas keamanan dan pemadam kebakaran di lokasi bangunan yang jadi sasaran tembak misil Iran di Arbil. (AFP)

ESKALASI yang lebih kuat sebagai buntut serangan Iran sangat mungkin terjadi. Namun, belum akan jadi perang terbuka. "Walaupun mungkin mereka, baik Iran maupun Amerika Serikat (AS), mungkin sangat ingin (perang secara langsung) itu," ungkap Direktur Eksekutif Aliansi Indonesia Damai Hasibullah Satrawi saat dihubungi Jawa Pos kemarin (16/1).

Menurutnya, AS tentu sangat berhitung lantaran mereka akan menyelenggarakan pemilihan umum. Ditambah situasi global yang tidak menentu seperti saat ini.

Ada sejumlah hal, kata Satrawi, yang bisa dicermati dari kian meluasnya konflik di Timur Tengah. Salah satunya, konflik yang meluas ini jadi pertanda bahwa Israel tak ingin berhenti hanya di Gaza.

Meski perang atau serangan tak akan dilakukan secara langsung oleh Israel. Hal itu terlihat dari pelibatan AS dan Inggris dalam penyerangan ke Houthi di Yaman. Padahal, aksi Houthi jelas menyasar Israel sejak awal. "Secara politik, ada strategi yang dimainkan Israel. Israel ingin musuh-musuhnya diamankan semua," jelas alumnus Universitas Al Azhar, Kairo, Mesir, itu.

Penyelesaian konflik perlu dilihat hingga ke akar persoalan yang ada; penjajahan atas Palestina. Memang, jika ditarik mundur pada 7 Oktober 2023, Hamas yang memulai serangan ke Israel. "Namun, perlu dipahami pula bahwa Hamas tak lahir di ruang hampa. Hamas lahir dalam konteks sosial politik, dalam hal ini penjajahan," katanya.

Dari Surabaya, pakar geopolitik Timur Tengah dari Universitas Airlangga M Muttaqien menyebut serangan Iran ke markas Mossad adalah buntut dari pembunuhan terhadap petinggi Hamas Saleh Arouri pada 3 Januari lalu.

Apalagi, serangan itu dilakukan di wilayah Lebanon yang dikuasai Hizbullah, sekutu dekat Iran. "Jadi, secara tidak langsung, serangan Iran merupakan balasan atas serangan Israel di Lebanon," terang Muttaqien.

Serangan Iran, menurut Muttaqien, kecil kemungkinan menyulut eskalasi besar-besaran. Sebab, konfrontasi kedua pihak masih bersifat proxy war.

Proxy war merupakan peperangan secara tidak langsung antara dua kubu melalui pihak ketiga. ’’Jadi, mereka masih saling serang di wilayah kayak Lebanon, Irak, atau Syria,’’ tutur dosen Hubungan Internasional, Unair itu.

Eskalasi besar-besaran, menurut dia, baru akan terjadi saat kedua pihak memutuskan menyerang secara langsung. ’’Beda kalau Iran misalnya menargetkan wilayah Israel secara langsung. Maka, pasti Israel akan membalas secara terbuka,’’ tutur Muttaqien.

Israel dinilainya sedang kewalahan akibat perang melawan tiga pihak sekaligus, Hamas di Gaza, Hizbullah di Lebanon, dan Houthi di Yaman. ’’Israel pasti berhitung benar kalau ingin membuka front baru melawan Iran,’’ papar Muttaqien. (mia/leh/c18/ttg/jpg/far)

 

 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X