SAMARINDA – Guna mensosialisasikan program screening kanker serviks, PT Bio Farma bersama Dinas kesehatan (Dinkes) Provinsi Kaltim menggelar acara terkait inovasi pemeriksaan Human papilloma virus (HVP) lewat teknologi Polymerase chain reaction (PCR) dan alat diagnostik kesehatan terbaru bagi wanita. Acara yang dirangkai dengan diskusi bersama tersebut berlangsung di hotel Bumi Senyiur Samarinda, di jalan Pangeran di Diponegoro pada, Senin (22/1).
Acara yang di resmikan Staf Ahli Bidang I Pemprov Kaltim, Ririn Sari Dewi memberikan apresiasi atas kerja sama yang terjalin antara Diskes Kaltim dengan Bio Farma dalam mewujudkan inovasi pemeriksaan HPV menggunakan teknologi PCR dan alat diagnostik kesehatan terbaru ini. “Lewat program screening ini, kita dapat mendeteksi dini adanya virus HPV yang menjadi pemicu kanker serviks. Langkah preventif ini sangat penting agar kita dapat memberikan penanganan sejak dini dan meningkat angka kesembuhan,” ucapnya.
Dikatakan Ririn, kesehatan terbaru ini memberikan hasil yang akurat. Serta memudahkan akses masyarakat terhadap layanan kesehatan. Dimana inovasi ini sejalan dengan visi pemerintah untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di Kaltim. “Oleh karena itu, saya mengajak seluruh masyarakat Kaltim untuk aktif mengikuti program screening kanker serviks ini,” ajaknya.
Sementara, Vice President Coorporate Marketing Bio Farma, Drs Drajat Alamsyah, MM menuturkan bahwa program ini sejalan dengan program Kementrian Kesehatan dalam rangka pemberantasan kanker leher rahim bagi masyarakat Indonesia pada umunya dan sebenarnya permasalahan ini bukan hanya permasalahan Indonesia saja, tapi juga merupakan masalah dunia karena kanker leher rahim ini menjadi penyebab kematian tertinggi kedua setelah kanker payudara dan apabila dilihat dari angka kematian bahwa setiap satu jam ada sebanyak dua orang meninggal dunia alibat kanker leher rahim ini.
Tentunya hal Ini perlu mendapat perhatian khusus dari pemerintah. “Untuk itu, kita dari Bio Farma saat ini sudah memiliki metoda pemeriksaan kanker serviks sebagai deteksi dini. Kalau metoda pemeriksaan sebelumnya yang di gunawan adalah metode swab yang disinyalir kurang nyaman digunakan, Sedangkan sekarang mendeteksi kanker serviks hanya lewat air urine saja. Jadi urine tinggal di bawa ke lab dan tinggal tunggu hasilnya,” tuturnya.
Dia menilai, alat pengujian kanker serviks dari PT Bio Farma dengan metode Deoxyribo Nucleic Acid (DNA) sudah dapat dilakukan sejak dini. Kalau dulu pengujian dilakukan apabila sudah terdeteksi kanker. Kalau sekarang jauh sebelum kanker dapat di deteksi secara langsung. “Jadi kalau ada virus kanker serviks di situ mudah di ketahui. Jadi ini dinamakan deteksi sejak dini. Kalau deteksi dini sudah di ketahuan ada virus. Maka proses masih panjang untuk menjadi kanker. Dan dapat dilakukan pengobatan dan terapi segala macam. Sehingga tingkat peluang sembuh untuk pasien masih tinggi,” bebernya.
Sementara itu, Kepala Dinkes Kaltim, Dr dr H Jaya Mualimin menambahkan ratusan peserta yang hadir dalam acara sosialisasi pada hari ini terdiri dari seluruh perkumpulan Dharmawanita. Seperti Bhayangkari, Chandra Kirana hingga Gerakan wanita yang ada di provinsi Kaltim.
Diungkapkan Jaya, angka kematian untuk kasus kanker serviks sendiri rata rata hampir 50 persen. Kalau di Indonesia mencapai kasus kanker serviks mencapai angka 36. 633 orang. Dan yang meninggal hampir 18 ribu orang pertahun dari angka diatas. Maka dari itu hadirnya fasilitas kesehatan di RSUD AWS dan RSUD Kanujoso sudah memiliki alat untuk diagnostik dan terapi. “Kita berharap lewat kolaborasi bersama Bio Farma hari ini, kita dapat melakukan pencegahan kanker serviks tersebut. Agar kasus kanker serviks yang sudah saya sebutkan dapat berkurang bahkan tidak terjadi sama sekali kedepannya,” harapnya. (pms/as)