PENAJAM-Video yang memperlihatkan dua anak perempuan berusia belasan tahun berkelahi di sebuah tempat beredar di masyarakat. Dalam video berdurasi 30 detik, tampak dua anak perempuan berkelahi dengan saling memukul dan menendang. Ada video lain berdurasi 16 detik yang memperlihatkan dua anak perempuan berkelahi. Belum diketahui pasti apakah kedua video perkelahian itu dilakukan oleh kedua anak yang sama dalam video berdurasi 30 detik, namun di tempat berbeda. Dalam video tersebut anak perempuan yang tubuhnya lebih besar tampak agresif dengan dominan melakukan pemukulan ke arah kepala lawannya. Dalam video itu juga terdengar komentar yang diduga berasal dari perekam adegan perkelahian tersebut.
Kaltim Post mendapatkan tiga video itu kiriman dari Humas Lembaga Adat Paser (LAP) Penajam Paser Utara (PPU) Eko Supriadi, Selasa (23/1). Dua video berisi aksi berkelahian, dan satu video berdurasi 2 menit 9 detik berisi seorang anak perempuan yang mengisahkan bahwa dia telah diperiksa oleh aparat kepolisian akibat aksi berkelahinya itu direkam.
Dia mengatakan kepada kawannya agar perkelahian tersebut tidak direkam. “Banyak nyamuk di sana (tahanan) pingin nangis saya rasanya,” katanya sembari menunjukkan bagian kakinya yang disebutnya digigit nyamuk.
Eko Supriadi mengirim video tersebut untuk bertanya kepada wartawan media ini apakah mengetahui kasus perkelahian seperti yang terekam di video tersebut. “Anak mana ini? Infonya anak Penajam dan Nenang,” tanya Eko Supriadi. Penajam dan Nenang adalah nama kelurahan yang masing-masing masuk wilayah Kecamatan Penajam, PPU. Koran ini akhirnya berhasil mendapatkan sebuah nama dan nomor telepon seluler tante dari anak perempuan, yang dalam video tampak mendapatkan pukulan di kepala.
“Itu masalah cowok saja. Keponakan saya (inisial V) yang dipukuli itu punya cowok, dan punya teman perempuan (inisial N) yang kemudian jadi lawan berkelahi itu,” kata Wa, tante V, kemarin.
Ia melanjutkan, N itu punya adik sepupu berinisial A yang kemudian memberitahu V bahwa N bisa merebut pacarnya V. “Lalu si V ini bilang kepada A ambil saja kalau bisa,” ujarnya. Dia menduga awal perkelahian itu terjadi akibat laporan A kepada N, yang kemudian N mengajak pertemuan dengan V di Alun-Alun Kantor Bupati PPU di Jalan Propinsi, Km 9, Nipahnipah, Kecamatan Penajam, PPU.
“Ternyata dia (V) itu dijebak, tidak ke alun-alun, tetapi dibawa ke samping sekolah (di area Kompleks Perumahan Nenang Permai, Nenang, Kecamatan Penajam, PPU). Di situ ‘kan sepi, dipukuli di situ,” ujar Wa. N dan V itu disebutnya seumuran saja.
Saat ditanya apakah persoalan ini kini sudah damai, ia mengatakan, persoalan tersebut masih dalam proses di kepolisian. “Kami tidak terima keponakan diperlakukan seperti itu,” katanya.
Media ini hingga kemarin belum berhasil menghubungi N untuk dikonfirmasi terkait permasalahannya hingga terjadi perkelahian, yang kemudian jadi heboh setelah diunggah di media sosial itu. (far)
ARI ARIEF