• Senin, 22 Desember 2025

Penderita Stroke di Balikpapan Semakin Muda, Dokter Ini Pernah Tangani Pasien Usia 26 Tahun  

Photo Author
- Senin, 28 Oktober 2024 | 10:10 WIB
Fajar Rudy Qimindra (FAROQ ZAMZAMi/KP)
Fajar Rudy Qimindra (FAROQ ZAMZAMi/KP)

PROKAL.CO, BALIKPAPAN-Wahai kalangan muda, jangan merasa aman dari serangan penyakit stroke. Penyakit mematikan ini bisa menyerang siapa saja. Tak pandang usia.

Fajar Rudy Qimindra, dokter spesialis neurologi di RS Pertamina Balikpapan (RSPB) menyebut, jika dulu asumsi publik penyakit stroke umumnya menyerang orang tua, semakin ke sini tidak lagi.

Selama menangani pasien stroke, dia menemukan penderita dari berbagai latar belakang dan usia.

Baca Juga: Ini Empat Jenis Olahraga yang Bisa Cegah Stroke, Langsung dari Dokter Spesialis Neurologi

Saat bincang seputar stroke dengan tema Kenali dan Cegah Stroke pada usia Produktif di Gedung Biru Kaltim Post Group, Balikpapan, Jumat (25/10/2024), Dokter Qimi – sapaan akrabnya – mengatakan, dia pernah menerima pasien stroke usia 10 dan 13 tahun.

Anak usia segitu mengalami stroke karena ada penyakit bawaan.

Nah, yang lebih mengkhawatirkan, ada pasien stroke usia 40 tahun ke bawah, tepatnya usia 26 tahun, yang menderita penyakit ini karena gaya hidup.

“Usia muda sudah terkena stroke karena gaya hidup itu karena pola hidup sehari-harinya instan. Mager (malas gerak). Contoh, mau pesan makan sekarang bisa sambil tiduran. Kalau dulu, misalnya orang mau pesan makan, jalan dulu ke luar, datang ke tokonya. Ada aktivitas fisik,” kata dia.

 Baca Juga: Coba Deh, Akupuntur Bisa Jadi Pilihan Terapi Pasien Stroke

Pasien usia 26 tahun yang sudah terkena stroke yang ditanganinya itu karena mengalami obesitas. Ini adalah penyakit yang disebabkan gaya hidup.

“Siapa saja bisa kena stroke. Nah, ini yang harus diperhatikan. Penanganan stroke pada usia muda dibanding usia tua itu justru lebih berat usia muda. Kenapa? Karena ini berkaitan dengan kapasitas otak,” jelasnya.

Lebih jauh dia menjelaskan, penyakit stroke adalah kondisi emergensi. Semakin cepat diagnosis semakin cepat penatalaksaannya, semakin baik outcome-nya (penurunan angka kecacatan dan angka kematian).

Sementara untuk faktor risiko penyakit stroke dibagi dua. Yakni, faktor risiko yang tidak dapat diubah. Yakni, umur di atas 55 tahun. Jenis kelamin, umumnya laki-laki. Ras tertentu.

Baca Juga: Sudah Bisa Tampil di Televisi, Tiga Tahun Tukul Arwana Berjuang Sembuh dari Stroke

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Faroq Zamzami

Tags

Rekomendasi

Terkini

6 Tanda Awal Serangan Jantung yang Sering Diabaikan

Selasa, 21 Oktober 2025 | 11:15 WIB
X